Uni Eropa mengusulkan agar dibuat daftar ekspor vaksin di tengah frustrasi penundaan pengiriman vaksin COVID-19 AstraZeneca dan masalah pasokan lainnya.
"Saya dapat memahami bahwa terjadi masalah produksi, tetapi situasi itu harus memiliki dampak terhadap semua orang dengan cara yang sama," kata Spahn kepada stasiun televisi ZDF.
"Ini bukan tentang Eropa terlebih dahulu, tetapi tentang pembagian adil di Eropa," lanjutnya, menambahkan bahwa langkah untuk membatasi ekspor vaksin keluar Eropa cukup logis.
Baca juga: Pfizer kurangi jatah pengiriman vaksin COVID-19 ke beberapa anggota EU
Baca juga: Belgia akan terima kurang dari separuh vaksin COVID AstraZeneca
Pada Jumat, AstraZeneca mengatakan kepada Uni Eropa bahwa pihaknya tidak dapat memenuhi target pasokan vaksin hingga akhir Maret - pukulan lebih lanjut bagi upaya penanganan pandemi Uni Eropa setelah Pfizer mengumumkan perlambatan pasokan sementara pada Januari.
Spahn mengatakan hal menggembirakan bahwa jumlah kasus harian COVID-19 di Jerman menurun dan, jika tren itu terus berlanjut, keputusan soal pembatasan COVID-19 dapat ditetapkan.
"Satu hal yang pasti, sekolah dan tempat penitipan anak menjadi yang terakhir ditutup dan jika terjadi pelonggaran pembatasan, mereka yang akan dibuka lebih dahulu," katanya.
Sumber: Reuters
Baca juga: EU akan berbagi kelebihan pasokan vaksin COVID-19 dengan negara miskin
Baca juga: Hungaria akan jadi anggota EU pertama yang terima vaksin buatan Rusia
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2021