"Merangin punya banyak potensi pertanian dan perkebunan sehingga sebagian besar masyarakat bermata pencarian sebagai petani," kata Mashuri saat membuka Musyawarah Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Bangko Merangin, Selasa.
Pada kesempatan itu, Mashuri menyampaikan pengalamannya saat berkunjung ke Kabupaten Tulung Agung Jawa Timur, ada usaha kerajinan batu yang bernama Merangin Jaya. Bahan bakunya adalah Batu Sungkai yang didatangkan dari Kabupaten Merangin.
Kerajinan dari Batu Sungkai di Tulung Agung itu, diolah sehingga mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi.
"Sangat saya sayangkan, ada pihak yang sengaja membawa bahan Batu Sungkai itu keluar Merangin. Kenapa tidak dikelola sendiri di Merangin ini," ujar Wabup.
Apalagi jumlah fosil ini sangat terbatas dan sebentar lagi jelas persediaan bahan Batu Sungkai ini akan habis.
Sama halnya dengan kopi, Kabupaten Merangin kaya dengan hasil pertanian kopi. Namun kopi itu setiap harinya tidak kurang dari 15 ton dibawa ke daerah lain, salah satunya ke Propinsi Lampung.
Terkait dengan kondisi dunia usaha saat ini, ia menyebutkan semua terdampak pandemi Covid-19, sehingga membuat pertumbuhan perekonomian masyarakat Merangin jadi terganggu.
"Tidak mungkin bantuan dampak Covid-19 itu terus disalurkan, karena kemampuan negara dan kemampuan daerah yang difokuskan untuk mengatasi Covid-19, terbatas," terangnya.
Wabup berharap BPC HIPMI Merangin mampu membantu mempercepat pemulihan pertumbuhan ekonomi masyarakat Merangin tersebut.
Baca juga: Akibat jual harga di atas HET, Pertamina sanksi empat pangkalan LPG
Baca juga: Pemkab Merangin salurkan bantuan sembako untuk 10.700 KK
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021