Industri pengolahan mampu mencatatkan nilai ekspor sebesar 131,13 miliar dolar AS pada Januari-Desember 2020 atau naik 2,95 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.Kami memberikan apresiasi kepada para pelaku industri di tanah air yang masih agresif menembus pasar ekspor di tengah tekanan kondisi pandemi Covid-19
Kinerja positif ini membuat neraca perdagangan sektor manufaktur sepanjang tahun 2020 menjadi surplus 14,17 miliar dolat AS.
”Kami memberikan apresiasi kepada para pelaku industri di tanah air yang masih agresif menembus pasar ekspor di tengah tekanan kondisi pandemi Covid-19,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) R Janu Suryanto di Jakarta, Rabu.
Janu menjelaskan sektor industri pengolahan masih memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional, terutama melalui capaian nilai ekspornya.
“Dengan nilai 131,13 miliar dolar tersebut, sektor industri menyumbang dominan hingga 80,30 persen dari total nilai ekspor nasional yang mencapai 163,30 miliar dolar pada tahun 2020,” ungkapnya.
Sementara itu, kinerja ekspor industri pengolahan pada Desember 2020 juga mengalami peningkatan jika dibandingkan bulan sebelumnya (m-to-m).
Nilai ekspor industri pengolahan pada Desember 2020 tercatat sebesar 12,92 miliar dolar atau naik 6,79 persen dibandingkan November 2020 (m-to-m) yang mencapai 12,09 miliar dolar.
“Jadi, neraca perdagangan industri pengolahan pada bulan Desember 2020 mencatatkan surplus1,07 miliar dolar,” ujarnya.
Baca juga: Neraca perdagangan RI Desember 2020 surplus 2,1 miliar dolar AS
Apabila dibandingkan Desember 2019 (y-o-y), kinerja ekspor industri pengolahan pada Desember 2020 naik sebesar 19,14 persen.
Sektor industri yang mencatat surplus di atas 100 juta dolar pada bulan Desember 2020, antara lain industri makanan sebesar 2,56 miliar dolar, diikuti industri pakaian jadi (587,26 juta dolar), industri logam dasar (516,17 juta dolar), industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki (397,45 juta dolar), serta industri kertas dan barang dari kertas (329,14 juta dolar).
Selanjutnya, industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur), dan barang anyaman dari bambu, rotan, dan sejenisnya sebesar 304,44 juta dolar, kemudian industri karet, barang dari karet, dan plastik (292,59 juta dolar), industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer (233,65 juta dolar), serta industri furnitur (146,53 juta dolar).
Baca juga: Ekspor Indonesia pada Desember 2020 capai 16,54 miliar dolar AS
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita sebelumnya menyebutkan, berbagai langkah telah dijalankan oleh Kemenperin dalam upaya meningkatkan nilai ekspor dari sektor industri pengolahan. Upaya itu di antaranya adalah pembinaan industri melalui peningkatan daya saingnya dan penyiapan produk unggulan.
“Kemudian, pemanfaatan free trade agreement (FTA) seperti percepatan negosiasi FTA, perluasan ke pasar nontradisional, dan inisiasi FTA bilateral sesuai kebutuhan industri,” tuturnya.
Di samping itu, dilaksanakan program promosi internasional melalui pendampingan promosi dan ekspor, peningkatan kapasitas produsen untuk ekspor, serta melakukan link and match dengan jejaring produksi global.
“Perlu juga dukungan fasilitas seperti fasilitasi pembiayaan ekspor, pendampingan kasus unfair trading, dan penurunan hambatan ekspor (NTMs),” imbuhnya.
Menperin menambahkan, keikutsertaan Indonesia sebagai official partner country pada ajang Hannover Messe 2021 bisa menjadi momentum baik untuk memperkenalkan kesiapan industri Indonesia di era industri 4.0, mempromosikan kerja sama investasi dan ekspor sektor industri, serta memperkuat kerja sama bilateral dengan Jerman maupun dengan negara-negara lain yang berorientasi pada inovasi teknologi.
“Ajang ini penting untuk Indonesia, tidak hanya karena sebagai negara pertama di ASEAN yang menjadi official partner country, tetapi juga mendukung upaya national branding atas posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan baru ekonomi dunia dan pemain manufaktur global,” ujar Menperin.
Baca juga: Impor Indonesia Desember 2020 capai 14,44 miliar dolar AS
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021