"Kita akan fokus pada upaya kita melahirkan ventilator ICU pertama di Indonesia ini," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro dalam Rapat Koordinasi Riset dan Inovasi Nasional 2021, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu.
Berbeda dengan pengembangan ventilator sebelumnya, Menristek Bambang menuturkan ventilator ICU sangat atau mutlak harus diuji klinis, yang ternyata juga tidak mudah.
"Karenanya kita sudah melihat ada lima lembaga yang saat ini mengembangkan ventilator ICU," ujarnya.
Baca juga: Kemristek berupaya ciptakan alat tes COVID-19 berbasis air liur
Baca juga: Kemristek dorong peneliti buat alat skrining COVID-19 murah dan nyaman
Dia berharap pada 2021 akan ada satu ventilator ICU yang berhasil lolos uji dari Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan, lolos uji klinis dan mendapatkan izin untuk bisa dipakai di dalam penanganan pasien.
Dia berharap teknologi dalam pengembangan ventilator bisa dikuasai untuk berbagai menciptakan berbagai jenis ventilator termasuk yang invasif dan non invasif.
Jika bisa mengembangkan ventilator untuk kebutuhan dalam negeri, maka diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Lagipula ventilator sangat dibutuhkan dalam penanganan pasien terutama saat pandemi COVID-19 sekarang ini.
Di masa pandemi ini, Indonesia telah mengembangkan sejumlah ventilator diantaranya Vent-I Origin, COVENT-20, dan GERLIP HFNC-01.*
Baca juga: Kemristek mendukung penelitian "post marketing" GeNose
Baca juga: Menristek: Kemristek-Kemkes deteksi potensi mutasi baru virus COVID-19
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021