permintaan plasma konvalesen tidak hanya berasal dari rumah sakit di DIY tetapi juga berasal dari sejumlah rumah sakit di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga tidak semua permintaan bisa dipenuhi.
PMI Cabang Kota Yogyakarta mengintensifkan berbagai upaya untuk merekrut sebanyak-banyaknya pendonor plasma konvalesen sebagai salah satu upaya terapi untuk membantu penyembuhan pasien COVID-19.
“Layanan donor plasma konvalesen di PMI Kota Yogyakarta baru berjalan sekitar satu pekan dan kami berupaya semaksimal mungkin untuk merekrut pendonor plasma konvalesen secara offline maupun online,” kata Manajer Kualitas Unit Transfusi Daerah PMI Kota Yogyakarta Naila Amalia di Yogyakarta, Kamis.
Selama satu pekan tercatat 50 penyintas COVID-19 sebagai calon pendonor plasma konvalesen yang datang ke PMI Kota Yogyakarta namun baru 15 orang yang dapat diambil plasmanya.
“Oleh karenanya, kami sangat membutuhkan sebanyak-banyaknya penyintas untuk datang ke PMI Kota Yogyakarta untuk membantu pasien yang masih terbaring di rumah sakit karena COVID-19,” katanya.
Naila mengatakan, permintaan plasma konvalesen tidak hanya berasal dari rumah sakit di DIY tetapi juga berasal dari sejumlah rumah sakit di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga tidak semua permintaan bisa dipenuhi.
Baca juga: PMI ajak penyintas COVID-19 menjadi pendonor plasma konvelesen
Sejumlah kendala yang dihadapi PMI Kota Yogyakarta untuk memperoleh sebanyak-banyaknya penyintas untuk menjadi pendonor plasma di antaranya masih ada stigma negatif di masyarakat terhadap mantan pasien COVID-19.
“Masih ada yang beranggapan negatif terhadap mantan penderita COVID-19, sehingga para penyintas ini tidak serta merta merasa bisa membantu pasien lain dengan cara donor plasma,” katanya.
Selain itu, dimungkinkan masih adanya mindset yang kurang tepat dari para penyintas yang beranggapan menjadi pendonor plasma konvalesen akan menurunkan tingkat antibodi yang mereka miliki.
“Pemikiran seperti itu tidak benar. Meskipun plasma konvalesen didonorkan, bukan berarti tingkat kekebalan mereka menurun karena antibodinya berkurang. Sel memori di dalam tubuh masih ada dan bisa membentuk antibodi baru dengan cepat jika terjadi infeksi,” katanya.
Setiap penyintas yang akan mendonorkan plasmanya juga harus memenuhi sejumlah persyaratan seperti diutamakan laki-laki dengan berat badan minimal 55 kilogram, berusia 18-60 tahun, tidak memiliki komorbid, sehat, dan persyartan lain sehingga proses donor plasma berjalan aman.
Baca juga: PMI perlu lebih banyak pendonor plasma darah konvalesen
Baca juga: Eikjman paparkan syarat pendonor plasma konvalesen pasien COVID-19
Proses pengambilan plasma konvalesen lebih lama dibanding donor darah biasa yang membutuhkan waktu 10-15 menit. Donor plasma membutuhkan waktu 30 menit bahkan bisa 60 menit.
Darah akan diambil sekitar 450 cc atau lebih dan kemudian dilakukan proses pemisahan plasma melalu alat. Plasma akan masuk ke kantong sedangkan sel darah dikembalikan ke tubuh pendonor.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengapresiasi upaya PMI Kota Yogyakarta membuka layanan donor plasma konvalesen untuk membantu penyembuhan pasian COVID-19.
“Harapannya, penyintas yang berpartisipasi semakin banyak karena plasma mereka bisa membantu menyelamatkan pasien di rumah sakit,” katanya.
Heroe yang juga Ketua Harian Satgas COVID-19 Yogyakarta kembali mengingatkan pentingnya menjaga protokol kesehatan 5M untuk mencegah meluasnya penularan COVID-19.
“Pembatasan kegiatan masyarakat yang dilakukan saat ini ditujukan untuk mengurangi mobilitas yang diharapkan dapat menekan penularan,” katanya.
Baca juga: PMI utamakan laki-laki sebagai pendonor plasma konvalesen
Baca juga: PMI: Relawan penyintas COVID-19 jadi pendonor plasma konvalesen
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021