• Beranda
  • Berita
  • IDI catat tujuh orang dokter di Malang Raya meninggal akibat COVID-19

IDI catat tujuh orang dokter di Malang Raya meninggal akibat COVID-19

28 Januari 2021 17:24 WIB
IDI catat tujuh orang dokter di Malang Raya meninggal akibat COVID-19
Ilustrasi - Petugas medis memindahkan pasien ke ruang isolasi dalam simulasi penanganan pasien corona di Rumah Sakit Lavalette, Malang, Jawa Timur, Jumat (13/3/2020). ANTARA/Ari Bowo Sucipto.

mereka tertular pada saat praktik pribadi

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Malang Raya menyatakan bahwa di wilayah Malang Raya, hingga saat ini tercatat ada sebanyak tujuh orang dokter yang meninggal dunia akibat terpapar virus Corona atau COVID-19.

Ketua IDI Cabang Malang Raya dr Djoko Heri mengatakan bahwa secara keseluruhan, di wilayah Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu atau yang dikenal dengan sebutan Malang Raya, ada 69 dokter yang terpapar COVID-19, dan tujuh diantaranya meninggal dunia.

"Untuk dokter, mulai Februari sampai hari ini ada tujuh orang yang meninggal dunia karena COVID-19 dari 69 orang yang terpapar," kata Djoko, di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis.

Baca juga: Tiga dokter di Bulungan, Kalimantan Utara positif COVID-19
Baca juga: Tiga dokter kandungan RSD dr Soebandi Jember terpapar COVID-19


Djoko menjelaskan, sebagian besar dokter yang meninggal dunia akibat terpapar COVID-19 tersebut berusia di atas 60 tahun. Menurut Djoko, hanya ada satu orang dokter yang meninggal akibat COVID-19, dan berusia di bawah 60 tahun.

Djoko menambahkan, hampir seluruh dokter yang meninggal dunia tersebut sesungguhnya tidak bertugas pada rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan COVID-19. Para dokter yang terpapar virus corona tersebut, kebanyakan tertular pada saat membuka praktik pribadi.

"Rentang usia, di atas 60 tahun, namun ada satu orang yang di bawah 60 tahun. Mereka tertular pada saat praktik pribadi, dan mereka tidak menangani pasien COVID-19 di rumah sakit," kata Djoko.

Menurut Djoko, pada awal masa penyebaran virus corona khususnya di Indonesia, masih belum mengetahui secara pasti karakter virus tersebut. Sehingga, potensi untuk tertular virus yang pertama merebak di Wuhan, China itu cukup besar.

"Setelah mengetahui karakteristiknya, maka sterilisasi tempat praktik itu menjadi keharusan," kata Djoko.

Baca juga: 22 nakes dan tujuh dokter di RS Jogja positif COVID-19
Baca juga: Total 241 dokter dan perawat di Sultra positif COVID-19


Selain itu, lanjut Djoko, rekan-rekan dokter yang ada di wilayah Malang Raya, sudah mengurangi jam praktik pribadi, untuk meminimalisasi risiko paparan COVID-19. Selain itu, juga diterapkan adaptasi kebiasaan baru di bidang kesehatan.

"Memeriksa pasien juga tidak terlalu lama, berbicara juga terbatas, tidak seperti dahulu. Ini disebut adaptasi kebiasaan baru di bidang kesehatan," kata Djoko.

Hingga saat ini di Kota Malang, secara keseluruhan ada sebanyak 5.278 kasus konfirmasi positif COVID-19. Dari total tersebut, sebanyak 4.352 orang dilaporkan telah sembuh, 463 orang dinyatakan meninggal dunia, dan sisanya berada dalam perawatan.

Baca juga: Ketua IDI Kalimantan Barat positif COVID-19 dan jalani isolasi mandiri
Baca juga: 15 dokter positif COVID-19 di Aceh masih isolasi

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021