Layanan telemedis Good Doctor pun merasakan pertumbuhan yang cukup signifikan dibanding dengan tahun lalu yakni hingga 10 kali lipat.
"Perkembangan telemedicine cukup baik, perkembangan kita dari telemedicine kita cukup baik, tumbuh 8-10 kali dalam 12 bulan terakhir," kata Managing Director Good Doctor Technology Indonesia, Danu Wicaksana, dalam konferensi pers "Pemanfaatan Teknologi Telemedis untuk Menjangkau Pasien HIV" secara virtual, Kamis.
Danu mengatakan ada tiga layanan yang paling populer di Good Doctor yakni konsultasi dengan dokter umum dan dokter spesialis, pembelian produk kesehatan dan reservasi tes COVID-19.
Baca juga: Good Doctor siapkan konten edukasi terkait virus corona
"Pembelian obat dan pembelian produk kesehatan untuk meningkatkan imunitas, pembelian vitamin juga meningkat. Ketiga booming tes COVID, kalau dulu kan jamannya rapid test, sekarang PCR, swab Antigen," ujar Danu.
Danu juga mengatakan telemedis akan terus diminati sepanjang tahun 2021, salah satu alasannya karena masyarakat menjadi lebih mudah dalam mendapat layanan kesehatan.
"Data dari McKinsey menyebutkan 65-80 persen responden akan tetap menggunakan layanan telemedicine setelah COVID-19 berakhir," kata Danu.
Sementara itu, Good Doctor berkolaborasi dengan United Nations Development Programme (UNDP) dan Aliansi Telemedik Indonesia (Atensi) untuk membuat program khusus yang melayani pasien atau Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).
Program ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebagai upaya dalam menghentikan kasus baru HIV/AIDS, tidak ada kematian akibat HIV/AIDS, dan tidak ada stigma dan diskriminasi pada ODHA.
Layanan telemedis ini juga berfungsi agar para ODHA tetap mendapat penanganan yang tepat meski dalam situasi pandemi.
Baca juga: ODHA sebaiknya manfaatkan telemedisin di tangah pandemi
Baca juga: Lima aplikasi untuk konsultasi kesehatan selama #DiRumahAja
Baca juga: Aplikasi Good Doctor berikan konsultasi gratis hindari COVID-19
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021