Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka secara daring di Jakarta, Jumat.
“Kemendikbud melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa sebagai unit utama, memiliki komitmen yang sangat tinggi dalam kemajuan bahasa dan kesastraan. Saat ini telah dilakukan banyak inovasi dalam hal pengembangan, pembinaan, dan peningkatan fungsi bahasa Indonesia yang diharapkan dapat bermuara pada layanan profesional di bidang bahasa dan kesusastraan,” ujar Nadiem dalam sambutannya.
UKBI merupakan instrumen uji untuk mengukur kemahiran berbahasa Indonesia penutur bahasa asing. Melalui usaha intensif, kata dia, yang melibatkan peserta uji coba sebanyak 2.190 dari seluruh Indonesia. Pada tahun 2020, Badan Bahasa telah melahirkan sistem UKBI daring seiring dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan melahirkan UKBI Adaptif Merdeka.
Baca juga: Mendikbud: Tugas pemerintah bantu akselerasi pembelajaran
“Pengembangan UKBI adaptif merupakan bentuk keberhasilan pemerintah dalam kemajuan pengembangan bahasan dan sastra melalui lompatan dalam hal desain dan layanan uji,” tambah dia.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Endang Aminudin Aziz, mengatakan UKBI mengalami banyak perkembangan, format isi dan model penyelenggaraan sejak digagas pada 1990-an.
“Dalam rentang tersebut, UKBI mengalami banyak perubahan mulai dari format, isi dan model penyelenggaraannya, mulai dari berbasis kertas hingga internet atau daring,” kata Aminudin.
Baca juga: Kemendikbud susun buku Bahasa Indonesia laras jurnalistik
Akan tetapi revolusi UKBI baru terjadi dalam enam bulan terakhir yakni sejak Agustus 2020, yang mana diubah format, isi dan metode penyelenggaraannya.
UKBI ditetapkan sebagai instrumen standar kemahiran Bahasa Indonesia pada 2003. Pada 2011, UKBI mendapatkan hak cipta dari Kemenkumham.
Aminudin menambahkan dengan UKBI adaptif yang diselenggarakan secara daring tersebut diharapkan dapat menjangkau lebih banyak penutur Bahasa Indonesia, profesional, pelajar asing, dan lainnya.
Selama ini, banyak pelajar asing kesulitan mengikuti UKBI karena harus mengikuti satu paket uji lengkap yang tidak sesuai dengan kemahirannya Hal itu membuat unsur tebak-tebakan terjadi dalam penyelesaian soal UKBI.***3***
Baca juga: 17 perguruan tinggi di China siap selenggarakan UKBI
Baca juga: 40 guru ikuti sosialisasi dan uji UKBI
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021