Menteri Sakti Wahyu mengatakan ancaman ini dapat timbul karena faktor internal maupun eksternal, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut.
“KKP memiliki tiga program yang bermuara pada keberlanjutan sumber daya laut dan perikanan nasional," katanya dalam orasi ilmiah Dies Natalis ke-25 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Unhas secara virtual, Sabtu.
Baca juga: KKP targetkan konsumsi ikan capai 62 kilogram/kapita pada 2024
Baca juga: Saat pandemi corona kesempatan Indonesia merebut pasar udang dunia
Tiga program tersebut, adalah peningkatan PNBP dari sumber daya perikanan tangkap, perikanan budidaya untuk kesejahteraan, dan pengembangan kampung budidaya untuk pemulihan ekonomi masyarakat dan penyerapan tenaga kerja.
Untuk mewujudkan berbagai program tersebut, Menteri Sakti Wahyu mengatakan peranan riset sangat penting, serta memaksimalkan penerapan teknologi untuk meningkatkan kualitas produksi perikanan dan menjaga lingkungan tetap lestari.
Pada kesempatan tersebut, ia juga mengharapkan peran aktif sivitas akademika untuk bersama-sama membangun perikanan dan kelautan Indonesia.
"Dengan memberikan masukan serta melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perumusan kebijakan yang mampu memberdayakan masyarakat," kata Menteri Sakti.
FIKP Unhas, dalam pandangan Menteri Sakti, ikut bertanggung jawab dalam membentuk sumber daya manusia bidang kelautan dan perikanan yang kompeten dan berdaya saing. Hal ini merupakan modal awal dalam memajukan bangsa dan negara.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan potensi laut dan perikanan yang seharusnya mampu menjadi modal untuk mewujudkan cita-cita Poros Maritim Dunia.
Baca juga: Menteri Trenggono dorong riset jaga populasi ikan nasional
Baca juga: Menteri KKP bertekad bawa Indonesia jadi negeri bahari berekonomi kuat
Indonesia memiliki hak untuk melakukan upaya pertahanan dan keamanan di sektor maritim. Selain itu, Indonesia memiliki potensi keragaman hayati sebagai negara mega-biodiversitas, dengan potensi mencapai 12,54 juta ton per tahun.
Selain itu, Indonesia memiliki potensi atas hak nonhayati melalui pariwisata bahari. Wilayah laut Indonesia juga memiliki potensi energi terbarukan dan energi fosil dengan cekungan minyak dan gas mencapai lebih sembilan miliar barel.
“Singkat kata, dalam sudut pandang kehidupan berbangsa dan bernegara, laut Indonesia adalah aset atau kapital untuk pertahanan, meningkatkan pendapatan negara dan kemakmuran masyarakatnya,” kata Menteri Sakti.
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021