• Beranda
  • Berita
  • Siap panen di Food Estate, Kementan sebut produksi capai 6 ton per ha

Siap panen di Food Estate, Kementan sebut produksi capai 6 ton per ha

31 Januari 2021 21:03 WIB
Siap panen di Food Estate, Kementan sebut produksi capai 6 ton per ha
Ilustrasi - Petani memanen padi menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) saat panen raya di areal persawahan lumbung pangan nasional 'Food Estate' di Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/pras/pri.

Beberapa petani sudah melakukan panen dengan hasil cukup memuaskan

Kementerian Pertanian menyatakan para petani di Kalimantan Tengah, khususnya yang berada di kawasan lumbung pangan (Food Estate) kini tengah bersiap melakukan panen, yang diperkirakan rata-rata hasilnya mencapai 4-6 ton per hektare (ha).

"Kami sudah melihat kondisi lahan dan pertanaman, dan siap dilakukan panen pada minggu pertama Februari sekitar 200-250 hektare," kata Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah Syamsuddin melalui keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu.

Di sisi lain, beberapa petani sudah melakukan panen dengan hasil cukup memuaskan. Sebagai contoh, pertanaman padi milik Taufik, petani di Desa Belanti Siam ini mampu memperoleh hasil sekitar 6,4 ton per Ha.

Taufik tergabung dalam kelompok tani Karya Makmur dengan total lahan yang digarap mencapai 100 Ha.

"Varietas yang kami tanam Inpari 42 dan alhamdulillah hasilnya meningkat daripada kemarin. Hasil panen ini juga siap kami gunakan sebagai benih," kata Taufik.

Petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT) Desa Belanti Siam, Edi Subairi, menambahkan bahwa di Belanti Siam total lahan yang ada mencapai 1.000 Ha dengan hasil yang sangat memuaskan, rata-rata 5,5-5,6 ton per Ha.

Ia mengakui bahwa hasil panen di beberapa titik kurang memuaskan karena faktor iklim, yaitu padi roboh sehingga petani panen lebih awal dan hasil tidak maksimal. Robohnya tanaman padi di beberapa titik tersebut dapat diatasi dengan melakukan tanam pindah sehingga dapat memperkuat akar tanaman.

Baca juga: BPTP siapkan panen raya di kawasan food estate Kalteng
Baca juga: Luhut: "Food estate" jadi kesempatan wujudkan modernisasi pertanian


Secara terpisah, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbang) Fadjry Djufry menyampaikan bahwa sejak awal dimulainya program food estate, pihaknya telah menerjunkan tim terbaiknya dalam melakukan pengkajian, memberikan rekomendasi dan melakukan pendampingan baik kepada pemerintah daerah setempat ataupun langsung kepada petani.

"Food estate adalah program super prioritas, di sini kami juga telah membangun center of excellent yaitu model ideal food estate yang sesuai dengan kondisi petani serta peluang industri. Lokasi tersebut yang akan menjadi pusat percontohan bagi kawasan di sekitarnya," kata Fadjry.

Pada beberapa kesempatan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan optimismenya terhadap program Food Estate, meskipun terjadi dinamika di lapangan.

"Ini lahan yang sangat dinamis, tidak seperti di Jawa, Sumatera, atau Sulawesi. Di sini lahan rawa, kontur tanahnya ada yang dalam, sedang, datar, dan cukup bagus. Oleh karena itu, dinamika lapangan juga ada," ungkap Mentan saat meninjau lokasi, Rabu (16/12/) lalu.

Penggunaan teknologi menjadi salah satu dasar optimisme itu. Mentan Syahrul juga mengungkapkan bahwa dalam program ini penerapan mekanisasi serta teknologi pertanian diharapkan dapat mengoptimalkan rawa menjadi lahan pertanian produktif dan meningkatkan produksi pertanian.

Terkait hal tersebut, Kepala Balitbangtan menyatakan bahwa pihaknya sudah menerapkan teknologi budidaya Rawa Intensif, Super dan Aktual (RAISA) yang dapat mendukung produksi padi pada lahan dengan kandungan zat besi dan natrium yang tinggi.

Dengan aplikasi teknologi ini akan dapat meningkatkan produktivitas padi serta diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman dari IP 100 menjadi IP 200 atau bahkan IP 300 dalam setahun.

Baca juga: Program "food estate" dinilai awal tuntaskan isu pertanahan di Kalteng
Baca juga: Presiden Jokowi instruksikan Kementan cari solusi atasi pangan impor

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Apep Suhendar
Copyright © ANTARA 2021