Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membangun kebun bibit mangrove di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, yang digunakan untuk mencegah abrasi pantai sekaligus sebagai program padat karya bagi masyarakat sekitar.Program pembibitan mangrove harus dapat memberdayakan masyarakat sekitar untuk bekerja dalam pembibitan mangrove
"Program pembibitan mangrove harus dapat memberdayakan masyarakat sekitar untuk bekerja dalam pembibitan mangrove, karena program ini merupakan program padat karya dalam rangka penanggulangan dampak pandemi," kata Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP TB Haeru Rahayu dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.
Ia memaparkan kebun bibit mangrove di Kabupaten Pasuruan intinya adalah untuk memenuhi ketersediaan bibit mangrove guna keperluan pembibitan, persemaian, penanaman, dan rehabilitasi mangrove.
Kebun Bibit Mangrove ini dibangun oleh KKP melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut menggunakan Anggaran Biaya Tambahan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Tahun Anggaran 2020.
Baca juga: 5.000 bibit mangrove ditanam di Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar Surabaya
Selain itu luas area pembibitan dalam kebun bibit mangrove tersebut adalah seluas 3.093 meter persegi dan jumlah bibit sebanyak 500.000 batang dari jenis Rhizophora sp.
Mukarim, pengelola Kawasan wisata mangrove dan kebun bibit mangrove di Desa Penunggul, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan mengungkapkan sejak 34 tahun silam, jutaan pohon mangrove berhasil ditanamnya.
Ia pun menegaskan mangrove yang tumbuh berjajar menjadi benteng pencegah abrasi atau pengikisan pantai oleh gelombang air laut.
Meskipun air laut pasang hingga gelombang laut utara sangat tinggi, lanjutnya, jutaan pohon mangrove lah yang menahan dan menyelamatkan perkampungan dari abrasi.
Baca juga: KKP diharapkan berkolaborasi dengan Kemendes kembangkan wisata bahari
"Sangat aman, warga tak perlu takut dengan abrasi atau banjir rob, karena hutan mangrove di sini sangat banyak, akar dan batang pohon mangrove berfungsi untuk melindungi wilayah pesisir dari abrasi," paparnya.
Selain tanaman mangrove, Makarim menjelaskan terdapat 14 spesies hewan khas pantai yang bisa dilihat, yaitu bandeng, belanak, glodok, keong, tiram, kerang hijau, kadal, biawak, ular, burung kuntul putih, kepiting bakau, udang putih, rajungan, dan capung.
“Nelayan sekitar memperoleh keuntungan dari mangrove yang kian lestari ini, karena mereka menangkap ikan tidak jauh dari pantai dan bisa menjual hasil tangkapan mereka kepada para pengunjung,” kata peraih penghargaan Kalpataru dan penghargaan Satya Lencana pembangunan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo tersebut.
Baca juga: Kelestarian mangrove penting buat tingkatkan kinerja perekonomian desa
Melihat keberhasilan ini, Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP TB Haeru Rahayu menyampaikan apresiasi kepada Mukarim atas usaha kerasnya melakukan penanaman dan pelestarian mangrove di Desa Penunggul, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.
TB Haeru Rahayu juga menyampaikan Program Mangrove Center of Excellent untuk pembibitan mangrove sebanyak 100 juta bibit yang dapat digunakan untuk penyediaan bibit pada program penanaman mangrove di Indonesia.
“Ekosistem mangrove punyai peran penting bagi kehidupan di wilayah pesisir, saya sangat menghargai kerja keras pak Mukarim dalam menanam dan menjaga ekosistem mangrove untuk kesejahteraan masyarakat sekitar. Teruskan semangatnya dan harus ada penerus usaha ini,” ujar Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP.
Ia menegaskan KKP siap memberikan dukungan kepada Mukarim dan masyarakat lain untuk mengembangkan ekowisata mangrove yang lestari, dan tetap menjaga kebersihan pantai dari sampah.
Baca juga: Luhut targetkan 150.000 ha lahan mangrove direhabilitasi pada 2021
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021