• Beranda
  • Berita
  • Auri komentari seberapa penting Anugerah Kebudayaan PWI

Auri komentari seberapa penting Anugerah Kebudayaan PWI

3 Februari 2021 16:37 WIB
Auri komentari seberapa penting Anugerah Kebudayaan PWI
Ketua Panitia Pelaksana HPN 2021 Auri Jaya (Istimewa)

Panitia Pelaksana HPN 2021 tidak ragu lagi, bahkan siap menerima para bupati/wali kota sebagai tamu istimewa pada puncak HPN di Ancol.

Ketua Panitia Pelaksana HPN 2021 Auri Jaya mengomentari seberapa pentingnya Anugerah Kebudayaan PWI dalam peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2021.
 
"Mula-mula kami ragu. Masih perlukah Anugerah Kebudayaan PWI digelar di ajang peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2021? Keraguan ini seiring dengan bagaimana peringatan HPN 2021 akan digelar," kata Auri Jaya di Jakarta, Rabu.
 
Pada penyelenggaraan HPN 2020 di Banjarmasin, pihaknya sudah menetapkan Kendari, Sulawesi Tenggara, sebagai tuan rumah HPN 2021.
 
Akan tetapi, selepas HPN 2020 tiba-tiba badai pandemi COVID-19 ikut melanda Indonesia, bahkan sampai saat ini belum ada tanda-tanda wabah ini akan usai.
 
Hal itu tentunya ikut menimbulkan keraguan terhadap peringatan HPN 2021 yang juga di dalamnya ada Anugerah Kebudayaan PWI.

Baca juga: PWI beri 5 rekomendasi bagi kemajuan kebudayaan daerah pada HPN 2021
 
Namun, sebagai wartawan senior, yang peduli seni budaya, bahkan tahun lalu menggelar ulang pertunjukan teater "Panembahan Reso" karya Rendra di Jakarta, Auri Jaya menaruh perhatian khusus pada Anugerah Kebudayaan PWI Pusat sejak HPN di Banjarmasin.
 
Bagi Auri, Anugerah Kebudayaan PWI Pusat sejak 2016 yang dimotori wartawan kebudayaan senior Yusuf Susilo Hartono Pengurus PWI Pusat merupakan apresiasi dan kolaborasi pers dengan pemimpin daerah untuk pemajuan kebudayaan dan literasi media.
 
Anugerah itu, menurut dia, penting karena 10 bupati/wali kota yang dipilih oleh lima orang juri yang kompeten merupakan para pamong yang telah teruji di lapangan, dan menunjukkan berbagai upayanya membangun daerah dengan pendekatan maupun orientasi kebudayaan dan media.
 
"Sebuah pendekatan maupun orientasi yang berperspektif masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Menghargai berbagai warisan alam, warisan budaya, nilai-nilai kearifan lokal, dan berbagai kreativitas modern," kata Auri.
 
Menurut Auri, yang paling penting sekarang adalah pihaknya tidak ragu lagi, bahkan siap menerima para bupati/wali kota sebagai tamu istimewa pada puncak HPN di Ancol.
 
Bahkan, dia tidak sabar ingin melihat bagaimana ke-10 pemimpin daerah itu mengenakan pakaian adat masing-masing sebagai bentuk penghormatan atas kebinekatunggalikaan.

Baca juga: Bupati/ Wali Kota penerima Anugerah Kebudayaan PWI 2021
 
Di sela-sela kesibukannya, dia mempersiapkan rangkaian puncak kegiatan HPN 6-9 Februari 2021, Ancol, Jakarta baik secara luring dan daring bersama Pemprov DKI Jakarta selaku tuan rumah.
 
Presiden RI Joko Widodo telah menyatakan bersedia hadir dan secara virtual dari Istana Merdeka pada resepsi puncak 9 Februari 2021.
 
"Event luringnya dengan undangan terbatas, dan protokol kesehatan yang sangat ketat," katanya.
 
Untuk pindah dari Kendari ke Jakarta, dia menceritakan kisah di belakangnya, termasuk bagaimana komponen pers yang dimotori Ketua Umum PWI Pusat Atal S. Depari selaku penanggung jawab HPN harus melobi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
 
"Alhamdulillah, Gubernur Anies Baswedan menyambut kami dengan tangan terbuka meski kami datang bukan pada waktu yang tepat," katanya.
 
Hal itu, kata Auri, karena semuanya tentu mengetahui bahwa sampai kini DKI Jakarta dan tentu juga hampir semua kepala daerah masih harus terus berjuang untuk menghadapi pandemi COVID-19 beserta dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkannya.
 
"Tentu, kami mengucapkan beribu terima kasih kepada Gubernur DKI Anies Baswedan dan seluruh jajarannya," ujar Auri.

Baca juga: PWI umumkan 10 calon penerima anugerah kebudayaan PWI Pusat 2021

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021