"Data awal yang diterima sebelumnya 8,7 juta KPM, namun seiringnya berjalannya waktu jumlah penerima BST telah mencapai 9.046.563 KPM di yang tersebar di berbagai daerah," kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Data penerima BST dari Kementerian Sosial (Kemensos) akan terus bertambah hingga mencapai target yang ditetapkan yakni 10 juta KPM pada 2021.
Bagi KPM yang belum menerima BST pada gelombang pertama yakni Januari 2021, PT Pos akan mendatangi langsung ke alamat calon penerima.
Baca juga: Petugas antarkan langsung bansos sembako ke penerima di Jakarta
Baca juga: PT Pos Indonesia salurkan BST di lokasi dekat dengan masyarakat
Secara umum, untuk penyaluran BST PT Pos melakukan tiga metode penyaluran kepada KPM.
Pertama, pencairan dilakukan di Kantor Pos, kedua petugas memanfaatkan fasilitas umum misalnya kantor desa, kelurahan hingga gedung sekolah yang memiliki kapasitas luas untuk melakukan pencairan.
"Ketiga, antaran khususnya untuk masyarakat lanjut usia, sakit, cacat dan sebagainya," kata Haris.
Dalam proses pendistribusian bansos, PT Pos tidak hanya sekadar menyerahkan bantuan kepada KPM. Namun, penggunaan aplikasi Pos Giro Mobile juga diterapkan untuk menjaga akuntabilitas penyaluran.
Setelah menerima data dari Kemensos, PT Pos melakukan sejumlah tahapan termasuk terkoneksi langsung dengan Ombudsman. Dalam proses pertanggungjawabannya, PT Pos menerbitkan daftar nominatif yang nantinya ditandatangani langsung oleh penerima.*
Baca juga: Rp2,4 triliun bansos tunai sudah disalurkan PT Pos
Baca juga: Program Sembako tunai disalurkan PT Pos di Papua dan Papua Barat
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021