Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria
mengatakan gedung yang bernama Pusat Pengembangan Kompetensi Pendidik Tenaga Kependidikan dan Kejuruan (UPT P2KPTK2) di Duren Sawit, Jakarta Timur, itu bisa dimanfaatkan untuk pasien ibu hamil yang terpapar virus COVID-19, karena lokasinya berdekatan dengan Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur.
"Dinkes sedang menganalisis untuk disiapkan ruang isolasi mandiri khusus wanita hamil yang rencananya di Gedung Disdik tersebut," kata Riza di Jakarta, Rabu.
Menurut Riza, tidak menutup kemungkinan DKI bakal memanfaatkan gedung milik Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain yang kosong akibat pandemi COVID-19. Tujuan utamanya untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat Jakarta maupun Bodetabek yang berobat di Jakarta.
"Prinsipnya penanganan COVID-19 ini kan ada beberapa tahapan, pertama di RS bagi yang gejala berat, kedua di Rumah Sakit Daerah COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet bagi yang sedang dan ringan," katanya.
Lalu untuk orang tanpa gejala (OTG) dipersiapkan di hotel-hotel. Kemudian sekarang sedang dipersiapkan khusus bagi wanita hamil juga kami persiapkan. "Nanti kami akan lihat seberapa besar dibutuhkan," ujarnya.
Baca juga: 13 penginapan di Kepulauan Seribu jadi tempat isolasi COVID-19
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana mengalihfungsikan
Gedung UPT P2KPTK2 menjadi lokasi isolasi pasien COVID-19.
Tinjauan ke gedung milik Dinas Pendidikan yang berada di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, ini telah dilakukan pada Jumat (29/1) lalu.
Meski demikian, dalam unggahan di akun media sosial Instagram miliknya (@aniesbaswedan), orang nomor satu di DKI itu belum mengambil keputusan terkait alih fungsi gedung tersebut.
"Mampir mengecek gedung UPT P2KPTK2 milik Disdik yang ada di sebelah RSKD Duren Sawit, untuk mengkaji potensi diubah jadi tempat isolasi terkendali," tulis Anies pada Minggu (31/1).
Pemprov DKI Jakarta telah menambah tempat tidur isolasi dan tempat tidur ICU dalam penanganan COVID-19 di 101 rumah sakit (RS) rujukan, namun berdasarkan data terakhir pada 31 Januari 2021 tingkat keterisiannya masih di sekitar 80 persen.
Berdasarkan data dari Pemprov DKI Jakarta pada Selasa ini, untuk tempat tidur isolasi saat ini sejumlah 8.081 dengan persentase keterisiannya sebesar 80 persen, dengan total pasien isolasi sebanyak 6.439 orang.
Sedangkan, untuk tempat tidur ICU saat ini sejumlah 1.116 unit yang memiliki persentase keterisian sebesar 79 persen, dengan total pasien ICU sebanyak 886 orang.
Atas dasar itu, Pemprov DKI berencana menambah lima rumah sakit swasta dan enam hotel untuk menangani pasien COVID-19. Untuk RS menangani pasien dengan keluhan ringan, sedang hingga berat, sedangkan hotel menampung pasien tanpa gejala.
Baca juga: 479 tenaga kesehatan di Kepulauan Seribu telah divaksin COVID-19 Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, pihaknya tak bisa menargetkan kapan penambahan lima RS swasta itu bisa terlaksana. Sebab, kata dia, rumah sakit harus menyiapkan seluruh peralatan dan tenaga kesehatan khusus penanganan COVID-19.
"Kami nggak bertarget karena selain menambah RS, kami juga menambah tempat tidur di RS yang sudah ada. Kemudian yang paling sulit adalah SDM (sumber daya manusia), tapi saat ini sudah diberikan kemudahan untuk mendapatkan bantuan SDM," kata Widyastuti di Balai Kota DKI pada Kamis (28/1).
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) DKI Jakarta Gumilar Ekalaya mengatakan, enam hotel tersebut sebetulnya sudah siap digunakan untuk tempat isolasi pasien tanpa gejala. Hanya saja kendala yang ditemukan adalah jumlah tenaga kesehatan yang masih terbatas.
Karena itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk menyiapkan tenaga medis. Nantinya mereka akan ditugaskan menjaga dan merawat pasien selama menjalani isolasi di hotel tersebut.
"Untuk tenaga medis saat ini kan masih kekurangan yah, jadi kami masih menunggu tenaga medis yang akan stay di hotel-hotel tersebut. Karena di setiap hotel untuk OTG itu harus tetap ada dokter dan perawat yang berjaga," ujar Gumilar.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021