Dalam blog resmi TikTok, Rabu (3/2), Product Manager, Trust & Safety, Gina Hernandez, mengatakan TikTok bertanggung jawab untuk membantu menangkal konten yang tidak autentik, menyesatkan atau salah.
TikTok mengidentifikasi informasi yang salah dengan menggandeng pemeriksa fakta PolitiFact, Lead Stories dan SciVerify. Jika verifikasi informasi memastikan bahwa konten tersebut tidak benar, TikTok akan menghapus video tersebut dari platformnya.
Namun, ada kalanya konten tidak dapat dikonfirmasi, terutama selama acara berlangsung.
"Hari ini, kami mengambil langkah lebih jauh untuk memberi tahu penonton saat kami mengidentifikasi video dengan konten yang tidak berdasar dalam upaya mengurangi pembagian," ujar Hernandez.
Fitur baru ini akan memunculkan notifikasi pada layar pembuat video saat konten ditinjau namun tidak dapat divalidasi. Label peringatan juga akan ditambahkan ke video dalam tersebut saat akan diunggah.
Saat pembuat video memilih untuk membagikan video, sebuah peringatan akan muncul sebagai langkah tambahan bagi pengguna untuk berhenti sejenak dan mempertimbangkan kembali apakah benar ingin mengunggah video untuk mencegah pembagian konten misinformasi.
"Faktanya, ketika kami menguji pendekatan ini, kami melihat penonton video menurunkan tingkat berbagi video sebesar 24 persen, sementara "like" pada konten yang tidak berdasar juga menurun sebesar 7 persen," kata Hernandez.
Fitur ini telah diluncurkan di AS dan Kanada, dan akan dirilis secara global dalam beberapa pekan mendatang.
Baca juga: Instagram uji coba "feed" Stories berformat vertikal mirip TikTok
Baca juga: Daftar lengkap pemenang TikTok Awards
Baca juga: ByteDance tarik operasi dari India setelah TikTok diblokir
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021