"Tetapi tetap dikembalikan kepada kampus masing-masing. Siswa SMK juga diberikan kebebasan memilih, lulus setelah tiga tahun atau melanjutkan ke jalur cepat D-2," kata Wikan dalam rapat dengar pendapat Panitia Kerja Peta Jalan Pendidikan Komisi X DPR yang diikuti melalui akun Youtube DPR RI di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Kemendibud: Pendidikan vokasi harus sesuai kebutuhan dunia kerja
Wikan mengatakan pendidikan D-3 setelah ditingkatkan menjadi D-4 akan menyiapkan lulusan yang lebih aplikatif, siap menjadi pengawas lapangan dan perancang produk. Sedangkan teknisi terampil dan kompeten yang lebih matang dan siap kerja akan diisi lulusan SMK hingga D-2.
Untuk program SMK jalur cepat D-2, siswa akan menempuh pendidikan SMK selama tiga tahun ditambah dengan pendidikan lanjutan selama tiga semester dengan magang di industri sambil berkuliah.
"Setiap anak diberi kebebasan. Mau tiga tahun lulus SMK boleh, lanjut D-2 jalur cepat boleh. Setelah lulus SMK tiga tahun mau bekerja lalu melanjutkan pendidikan D-4 juga boleh," tuturnya.
Para siswa yang mengambil program SMK jalur cepat D-2 akan diajar oleh tiga guru sejak dari semester pertama, yaitu guru SMK, dosen vokasi, dan guru industri.
Menurut Wikan, sudah ada 20 politeknik dan perguruan tinggi yang dihubungkan dengan program SMK jalur cepat D-2. Masing-masing politeknik dan perguruan tinggi tersebut juga sudah memiliki tautan dengan dunia usaha dan industri.
Baca juga: Dirjen : Program SMK-D2 Jalur Cepat padukan sistem Jepang dan Jerman
Baca juga: Kemendikbud dorong program diploma tiga menjadi sarjana terapan
"Jadi program ini seperti perkawinan segitiga yang menghubungkan SMK, perguruan tinggi, dan dunia usaha serta industri. Kurikulumnya dibuat bersama dengan konsep link and match," katanya.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021