• Beranda
  • Berita
  • Kebijakan karantina hotel COVID-19 Inggris akan dimulai 15 Februari

Kebijakan karantina hotel COVID-19 Inggris akan dimulai 15 Februari

5 Februari 2021 10:23 WIB
Kebijakan karantina hotel COVID-19 Inggris akan dimulai 15 Februari
Orang-orang mengantre untuk tes COVID-19 di jalan raya Ealing tempat varian virus corona SARS-CoV-2 baru yang berasal dari Afrika Selatan ditemukan, di London Barat, Inggris (2/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS / Henry Nicholls/aww.

Dalam menghadapi varian baru, penting bagi pemerintah untuk terus mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi orang dan menyelamatkan nyawa

Kebijakan karantina hotel Inggris untuk wisatawan yang datang dari kawasan sarang  COVID-19 akan dimulai pada 15 Februari, pemerintah mengumumkan pada  Kamis.

Masa tinggal wajib 10 hari di akomodasi yang disediakan pemerintah, yang pertama kali diumumkan bulan lalu, dirancang untuk memperketat batas terhadap varian baru virus corona yang dapat membahayakan program vaksinasi Inggris.

Anggota parlemen oposisi telah mengkritik pemerintah Boris Johnson karena tidak melaksanakan rencana tersebut lebih cepat dan mengatakan penundaan itu membahayakan nyawa.

Perdana menteri mengatakan pada  Rabu rincian akan diumumkan pada  Kamis, kemudian dibantah oleh juru bicaranya kurang dari 24 jam kemudian.

Baca juga: Inggris tambah pesanan vaksin COVID Valneva jadi 100 juta dosis
Baca juga: Inggris tawari Indonesia berkolaborasi melacak varian baru COVID


Dalam pengumuman tersebut, pemerintah mengatakan telah berkonsultasi dengan industri perjalanan dan hotel, dan sekarang akan menyelesaikan rencana, termasuk mengontrak hotel di dekat pelabuhan dan bandara.

Menteri Kesehatan Matt Hancock telah membahas kebijakan tersebut dengan mitranya di Australia, di mana karantina diperkenalkan pada Maret 2020, kata Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial (DHSC). Para pejabat juga akan meminta nasihat dari Selandia Baru.

Seorang juru bicara DHSC mengatakan Inggris merupakan salah satu negara yang memiliki pembatasan terberat di dunia untuk para wisatawan, seperti mewajibkan untuk menunjukkan bukti tes COVID-19 negatif.

"Kami sekarang bekerja dengan kecepatan tinggi untuk mengamankan fasilitas yang kami butuhkan untuk menjalankan karantina terkelola bagi warga negara Inggris yang kembali ke rumah dari negara berisiko paling tinggi," katanya.

"Dalam menghadapi varian baru, penting bagi pemerintah untuk terus mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi orang dan menyelamatkan nyawa."

Karantina akan berlaku di negara-negara dalam "daftar merah" di mana varian COVID-19 lazim, termasuk Afrika Selatan dan negara-negara di Amerika Selatan.

Pemerintah di Skotlandia mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya berencana untuk mewajibkan semua orang yang tiba langsung ke Skotlandia dari luar negeri untuk karantina, terlepas dari dari mana mereka berasal.

Inggris menambahkan Uni Emirat Arab (UAE), Burundi, dan Rwanda ke daftar larangan perjalanan virus corona mulai Jumat, mendorong Emirates dan Etihad Airways untuk menangguhkan semua penerbangan mereka di Inggris.

Menteri Transportasi Inggris Grant Shapps mengumumkan larangan baru pada Kamis, dengan dua maskapai penerbangan Timur Tengah mengumumkan penangguhan penerbangan beberapa jam kemudian.

Shapps mengatakan keputusan itu, yang mulai berlaku mulai pukul 13.00 waktu setempat pada Jumat, adalah tanggapan terhadap bukti baru yang menunjukkan kemungkinan penyebaran varian virus corona yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan ke negara-negara yang baru dilarang.

Sumber : Reuters

Baca juga: Inggris: Ada 4.000 varian virus penyebab COVID-19 di seluruh dunia
Baca juga: GSK-CureVac kerja sama kembangkan vaksin COVID generasi mendatang

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021