'Pertemuan kami hanya sebatas dialog bersama dengan KPU NTT dan Sabu Raijua dengan pak Orient. Saya menitipkan agar keadaan yang kondusif di Sabu Raijua menjadi hal yang utama," katanya kepada wartawan usai menerima kedatangan bupati terpilih Sabu Raijua di Mapolda NTT, Jumat.
Baca juga: Bawaslu: Kasus Sabu Raijua pertama kali terjadi selama pilkada
Ia memastikan bahwa pertemuan dengan Orient dan juga KPU masih bagian dari operasi mantap raja dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban di provinsi Nusa Tenggara Timur.
Menurut orang nomor satu di Polda NTT itu dirinya sebagai Kapolda masih mempunyai kewenangan untuk melakukan pengamanan dan pengawasan terhadap sejumlah calon-calon bupati selama masih berstatus calon bupati.
"Termasuk dengan pak Orient dan kita ingin agar keadaan kondusif tetap terjaga di sana (Sabu Raijua, red)," ujar dia.
Dalam dialog tersebut ia mengaku tak ada pembahasan yang membahas soal kewarganegaraan dari bupati terpilih Sabu Raijua Orient P Riwu Kore.
'Kita harapkan agar semuanya menghormati proses hukum yang sedang berjalan saat ini. Apalagi saat ini belum ada keputusan dari pemerintah. Jadi status dia sebagai WNI atau WNA itu keputusan pemerintah," tambah dia.
Komandan berbintang dua itu menambahkan bahwa kedatangan Orient ke Polda NTT sendiri bukan karena dipanggil oleh kepolisian, tetapi karena ada komunikasi yang dijalin selama kasus ini bergulir.
Kapolda NTT menambahkan bahwa sejak kasus tersebut berjalan pihaknya sudah melakukan penyelidikan berkoordinasi dengan Bareskrim Polri dan instansi terkait untuk memastikan ada terjadi pelanggaran atau kejahatan atau tidak.
"Di sisi lain kita juga masih menunggu dan menghormati proses hukum yang sedang berjalan," tambah dia.
Baca juga: Legislator ingatkan sinergi data cegah kewarganegaraan ganda
Baca juga: Kemenkumham tak respon surat Bawaslu soal status Orient Riwu Kore
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021