Wali Kota Madiun Maidi mengatakan untuk sementara kapasitas kereta medis yang disediakan 48 tempat tidur. Dari jumlah itu sudah ada 10 tempat tidur yang digunakan untuk isolasi pasien COVID-19 bergejala ringan maupun tanpa gejala.
"Hingga Sabtu siang ini sudah ada 10 pasien COVID-19 yang menjalani isolasi di kereta medis buatan PT INKA," ujar Maidi saat jumpa pers di PT INKA Madiun (Persero) Jalan Yos Sudarso Kota Madiun, Sabtu.
Menurut dia, EMT sengaja disiapkan sebagai bentuk antisipasi pemkot menyediakan ruang isolasi pasien COVID-19 di Kota Madiun dan sekitarnya yang kini rawan penuh akibat lonjakan kasus konfirmasi.
Baca juga: Pemkot Madiun siapkan nakes penunjang operasional kereta medis
Baca juga: Wali Kota Madiun tinjau kereta medis buatan INKA untuk ruang isolasi
"Tren hari ini sebenarnya sudah turun, tapi kita jaga-jaga, karena kalau ada kasus konfirmasi COVID-19, kita tidak bisa cari tempat mendadak untuk perawatan atau isolasi. Jadi ,kalau ada yang terpapar bisa kita isolasi di sini karena secara medis, protap, dan polanya sudah kita siapkan," kata dia.
Sementara ini yang melakukan kerja sama dengan INKA baru Pemkot Madiun. Jika pasien COVID-19 berasal dari wilayah eks-Keresidenan Madiun, nantinya akan ditindaklanjuti oleh Gubernur Jawa Tiimur Khofifah Indar Parawansa.
Lebih lanjut, Maidi menjelaskan, EMT tersebut berada di kawasan pabrik INKA. Meski demikian, kereta isolasi tersebut dirancang khusus dan terpisah dari aktivitas sehari-hari di perusahaan milik negara tersebut. Keberadaan EMT dengan "workshop" INKA dipisahkan oleh gedung dan pagar yang telah disiapkan sebagai pembatas khusus yang tidak dilalui karyawan INKA.
Termasuk rute mobil ambulans juga ada jalur tersendiri, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. Hanya petugas medis yang dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) yang diperbolehkan memasuki lokasi khusus EMT tersebut.
"Karena ini sangat mendesak, kereta ini kita gunakan dulu. Mudah-mudahan yang dirawat disini segara sembuh," kata Maidi.
Direktur Pengembangan PT INKA (Persero) Agung Sedaju mengatakan EMT telah didesain khusus bertekanan negatif atau "negatif pressure", sehingga virus tidak akan keluar dari kereta karena telah difilter.
"Di kereta itu kami beri kipas besar, dimana kipas itu akan menyedot udara yang ada di dalam kereta. Udara yang disedot tadi kemudian difilter oleh hepafilter, sehingga virus yang ada di kereta itu tidak keluar dari kereta, kecuali melewati hepafilter. Sedang udara luar disedot ke dalam, setelah di dalam dipaksa untuk dilewatkan ke filter untuk dikeluarkan. Dengan demikian, orang yang ada di sekitar kereta tidak akan tertular," kata Agung Sedaju.
Baca juga: Khofifah dorong trauma center RSUD Soedono jadi referensi nasional
Ia berharap keberadaan kereta medis tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk penanganan kasus COVID-19 di Madiun dan sekitarnya. "Dari awal, EMT ini memang telah didesain untuk COVID-19. Keunggulannya adalah negatif pressure, sehingga virus tidak akan keluar dan tentunya lebih bagus dari ruang isolasi biasa atau yang di asrama haji," tambahnya.
Meski berada di kawasan pabrik INKA, kebutuhan tenaga medis untuk penggunaan EMT sebagai ruang isolasi tersebut akan disediakan oleh Pemkot Madiun. Sementara ini ada lima tenaga kesehatan dari Dinkes Kota Madiun yang bertugas.
Nantinya secara keseluruhan akan ada 12 nakes yang bertugas bergiliran tiga "shif". Sedangkan tenaga keamanan dan kebersihan, untuk sementara melibatkan petugas dari PT INKA.
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021