• Beranda
  • Berita
  • Menteri PUPR: Penyebab Kota Lama Semarang terendam curah hujan ekstrem

Menteri PUPR: Penyebab Kota Lama Semarang terendam curah hujan ekstrem

6 Februari 2021 18:17 WIB
Menteri PUPR: Penyebab Kota Lama Semarang terendam curah hujan ekstrem
Personel TIm Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kementerian PUPR Jawa Tengah memotret jalan yang terendam banjir di kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (6/2/2021). ANTARA FOTO/Aji Styawan/wsj/pri.

Data curah hujan termasuk ekstrem. Dari hitungan hidrologi, periode ulangnya setiap 50 tahun

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono menyebutkan bahwa banjir yang melanda kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah akibat curah hujan tinggi yang sudah masuk dalam kategori ekstrem.

"Data curah hujan termasuk ekstrem. Dari hitungan hidrologi, periode ulangnya setiap 50 tahun," katanya di sela pengecekan ke Kawasan Kota Lama dan sejumlah lokasi banjir di Kota Semarang, Sabtu.

Menurut dia, drainase di Kawasan Kota Lama yang sudah selesai direvitalisasi tersebut sudah didesain untuk mencegah banjir.

Meski demikian, kata dia, sudah tiga pompa air yang dioperasikan untuk memompa air ke Kali Semarang.

Adapun penyebab banjir di wilayah lain di Kota Semarang, lanjut dia, selain curah hujan yang ekstrim juga diakibatkan pasang air laut yang cukup tinggi.

Ia menyebut peran pompa air dalam upaya menangani banjir Semarang in cukup menentukan.

Selain itu, menurut Basoeki Hadimoeljono, upaya revitalisasi aliran sungai-sungai di Ibu Kota Jawa Tengah ini juga terus dilakukan.

Sebelumnya, sejumlah wilayah di Kota Semarang dilanda banjir akibat hujan yang mengguyur sejak Jumat (5/2) hingga Sabtu.

BPBD Kota Semarang mencatat banjir melanda berbagai titik di 10 kecamatan ei kota tersebut.

Baca juga: Banjir genangi kawasan Kota Lama Semarang

Baca juga: Penataan tahap kedua Kota Lama Semarang perlu Rp60 miliar

Baca juga: Menteri PUPR sebut Kota Lama Semarang akan diisi program Kemenparekraf


Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021