Badan Pusat Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan selain fenomena global La Nina terdapat faktor adanya daerah pertemuan angin di atas wilayah Indonesia yang menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan berintensitas tinggi.hujan masih akan berlangsung sampai akhir Februari hingga awal Maret nanti
"Musim hujan akan lebih basah karena La Nina sudah kita sampaikan sejak Oktober lalu, kemudian ada faktor faktor dinamika atmosfer yang juga berpengaruh terhadap pertumbuhan awan hujan di Indonesia," ujar Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG A. Fachri Radjab ketika dihubungi oleh ANTARA dari Jakarta pada Senin.
Dengan La Nina sebagai faktor global yang mempengaruhi peningkatan curah hujan ekstrem terdapat pula faktor regional yaitu adanya daerah pertemuan angin di atas wilayah Indonesia.
Menurut Fachri, daerah pertemuan itu terjadi akibat monsun Asia yang masuk ke selatan karena adanya daerah-daerah bertekanan rendah di utara Australia. Munculnya daerah pertemuan angin di atas Indonesia dan suhu yang semakin dingin akan membentuk awan.
Baca juga: BMKG: Banten, Jakarta, Jabar dan Jateng kategori siaga potensi banjir
Baca juga: BMKG rilis peringatan dini hujan lebat disertai petir-angin kencang
Selain itu terdapat pula faktor lokal yang menyebabkan peningkatan curah hujan ekstrem yaitu stabilitas udara yang cenderung labil atau mudah terangkat yang dapat membentuk awan konvektif. Proses tersebut menjadi cukup kuat karena udara yang labil.
Kombinasi tiga faktor tersebut, menurut Fachri, yang mendorong banyak terbentuknya awan hujan di Indonesia.
"Curah hujan tinggi karena faktor-faktor atmosfer tersebut," ujarnya.
Menurut BMKG, Indonesia saat ini tengah memasuki periode puncak musim hujan yang membuat dapat terjadinya intensitas hujan bisa mencapai 100 milimeter dalam sehari, atau masuk dalam kategori hujan lebat dan ekstrem.
"Kita perkirakan periode puncak musim hujan masih akan berlangsung sampai akhir Februari hingga awal Maret nanti," demikian ujar Fachri.
Baca juga: Misteri suara dentuman terpecahkan, lapisan inversi jadi biang keladi
Baca juga: Bersama mencegah munculnya korban jiwa saat bencana hidrometeorologi
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021