• Beranda
  • Berita
  • BMKG memperkirakan La Nina akan mulai meluruh pada Maret

BMKG memperkirakan La Nina akan mulai meluruh pada Maret

8 Februari 2021 12:50 WIB
BMKG memperkirakan La Nina akan mulai meluruh pada Maret
Warga berada di sekitar rumahnya yang terendam banjir di desa Kenanga, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (15/1/2021). Banjir akibat luapan sungai Cimanuk tersebut merendam puluhan rumah di desa tersebut. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/foc/pri.

La Nina memang masih berlangsung

Badan Pusat Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan fenomena global La Nina akan mulai meluruh pada Maret saat Indonesia masih berada dalam musim hujan.

"Saat ini memang suhu muka laut di Samudera Pasifik timur itu masih cukup hangat, artinya La Nina memang masih berlangsung. Kita perkirakan akan meluruh sekitar Maret," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG A. Fachri Radjab ketika dihubungi oleh ANTARA dari Jakarta pada Senin.

La Nina adalah fenomena di mana suhu permukaan laut di timur dan tengah Samudera Pasifik, yang berada dekat khatulistiwa. Catatan historis menunjukkan bahwa La Nina dapat menyebabkan terjadi peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normal.

Namun, Fachri menegaskan bahwa Indonesia masih akan berada dalam periode musim hujan di saat La Nina diperkirakan meluruh.

"Saat itu kita masih dalam periode musim hujan, bukan berarti La Nina meluruh, hujan akan berhenti," tambahnya.

Baca juga: BMKG: Daerah pertemuan angin pengaruhi peningkatan intensitas hujan

Baca juga: BMKG perpanjang peringatan dini hujan lebat wilayah Jawa Tengah


Dia mengatakan meski La Nina memiliki dampak terhadap peningkatan intensitas hujan yang terjadi di nusantara dalam beberapa waktu terakhir, tapi curah hujan lebat dan ekstrem masih bisa dapat terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

La Nina sendiri menjadi salah satu dari beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan intensitas curah hujan di Indonesia.

Selain itu terdapat pula adanya daerah pertemuan angin di atas wilayah Indonesia sebagai faktor regional dan faktor lokal yaitu stabilitas udara cenderung lebih yang mendukung pertumbuhan awan konvektif.

Terkait curah hujan ekstrem, BMKG telah mengeluarkan prakiraan di mana daerah seperti Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah masuk dalam kategori siaga karena memiliki potensi hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir atau bandang.

Selain itu Bengkulu, Lampung, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua dalam kategori waspada.

Baca juga: BMKG: Cuaca ekstrem dampak nyata perubahan iklim

Baca juga: Ikhtiar menghadapi bencana

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021