• Beranda
  • Berita
  • Lubang semburan gas dan lumpur di ponpes Pekanbaru belum bisa ditutup

Lubang semburan gas dan lumpur di ponpes Pekanbaru belum bisa ditutup

8 Februari 2021 15:53 WIB
Lubang semburan gas dan lumpur di ponpes Pekanbaru belum bisa ditutup
Gas bercampur lumpur masih menyembur dari lubang sumur di Pondok Pesantren Al-Ihsan, Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (6/2/2021). Gas bercampur lumpur menyembur dari lubang yang digali untuk membuat sumur di pesantren itu pada 4 Januari 2021. ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc.
Tim gabungan dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Riau, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, dan perusahaan EMP Bentul Ltd. belum bisa menutup lubang semburan gas bercampur lumpur di kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ihsan, Kota Pekanbaru.

Kepala Dinas Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Riau Indra Agus Lukman sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah di Pekanbaru, Senin, mengatakan, tim memantau kondisi sebelum melakukan tindakan teknis untuk menutup lubang. 

Ia mengatakan bahwa kalau lubang itu terburu-buru ditutup, maka dikhawatirkan semburan akan berpindah ke tempat lain.

"Kita lihat dua sampai tiga hari mendatang. Jika semburan semakin kecil dan kondisi memungkinkan tim akan akan mulai memasukkan alat dan melakukan penutupan," katanya.

"Rencana akan kita tutup dengan balok-balok cor-coran," ia menambahkan.

Indra memastikan semburan gas di kompleks Pondok Pesantren Al-Ihsan sudah tidak berbahaya lagi. 

Material yang keluar dari lubang semburan kini lebih banyak lumpur dan pasir. 

Lubang semburan terlihat makin besar dan lumpur yang tersembur hampir mencapai atap asrama di pondok pesantren. Namun intensitas semburannya sudah berkurang dibandingkan sebelumnya.

"Diperkirakan diameter liang sumur sudah mencapai enam meter. Jika dilihat dari atas tampak kecil lantaran tertutup lumpur yang tingginya sudah hampir dua meter," kata Indra.

Menurut dia, gas yang menyembur dari lubang sumur di pondok pesantren tersebut adalah gas rawa yang sering ditemukan di wilayah Riau.

"Kalau gas rawa dapat ditemui di 100 meter namun jika untuk gas nitrogen yang digunakan untuk industri ditemui di 200 meter lebih. Kalau gas rawa tidak bisa dikelola sebab biasanya dalam tiga hari sudah berhenti menyembur," ujarnya.

Insiden semburan gas bercampur lumpur terjadi ketika pengelola Pondok Pesantren Al-Ihsan mempekerjakan penggali sumur untuk mencari sumber air di kompleks pesantren. 

Pondok pesantren itu berada di Kecamatan Tenayan Raya. Di wilayah kecamatan itu, warga harus mengebor tanah puluhan meter hingga 100 meter lebih untuk mendapat sumber air. 

Pada Kamis (4/2) sekitar pukul 14.00 WIB, saat penggalian sumur di kompleks Pesantren Al Ihsan mencapai kedalaman 119 meter, gas menyembur hingga ketinggian 15 meter dari lubang sumur.

Akibat semburan gas bercampur lumpur dari lubang sumur tersebut, kompleks Pondok Pesantren Al-Ihsan kini diliputi lumpur, pasir, dan debu kelabu. 

Bangunan asrama santri, ruang guru, kantin, ruang kelas, dan aula di pesantren itu rusak karena gumpalan lumpur yang mengeras terlontar ke atap dan membuat atap berlubang.

Puluhan santri Pondok Pesantren Al-Ihsan harus diungsikan akibat kejadian semburan gas bumi bercampur lumpur tersebut. 

Baca juga:
Semburan gas rusak bangunan Ponpes Al-Ihsan Pekanbaru
Santri diungsikan akibat semburan gas di Ponpes Al-Ihsan Pekanbaru

 

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021