Paus Fransiskus, pada Senin, mendesak pimpinan militer Myanmar untuk membebaskan tahanan politik dan menempatkan jalan negara itu yang "telah dikacaukan secara kasar" kembali kepada demokrasi.Jalan menuju demokrasi yang dibentuk dalam beberapa tahun belakangan telah dikacaukan secara kasar oleh kudeta pada pekan lalu,
Paus menyatakan desakan ini dalam pidato tahunan di hadapan korps diplomatik, seiring dengan jalannya aksi protes hari ketiga yang diikuti puluhan ribu orang di Myanmar untuk melawan kudeta militer atas pemerintahan resmi negara itu sepekan lalu.
Di depan diplomat asal lebih dari 180 negara, Paus menyampaikan tentang "afeksi dan kedekatannya" pada rakyat Myanmar, yang dikunjunginya pada 2017 lalu.
"Jalan menuju demokrasi yang dibentuk dalam beberapa tahun belakangan telah dikacaukan secara kasar oleh kudeta pada pekan lalu," kata Paus Fransiskus.
"Hal itu mengarah pada pemenjaraan sejumlah pimpinan politik berbeda, yang saya harap akan segera dibebaskan sebagai tanda dorongan untuk dialog yang tulus, yang bertujuan pada kebaikan negara," kata dia.
Pidato Paus di hadapan diplomat seringkali disebut pidato "Negara Dunia" karena biasanya membahas konflik dan sengketa yang terjadi di seluruh dunia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Paus Fransiskus ungkapkan "solidaritas dengan rakyat Myanmar"
Baca juga: Warganet Myanmar marah setelah Paus Fransiskus gunakan kata Rohingya
Baca juga: Vatikan dan Myanmar jalin hubungan diplomatik penuh
Pewarta: Suwanti
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021