• Beranda
  • Berita
  • Menkes: Diperlukan kerja sama TNI-Polri tekan laju penyebaran COVID-19

Menkes: Diperlukan kerja sama TNI-Polri tekan laju penyebaran COVID-19

9 Februari 2021 11:24 WIB
Menkes: Diperlukan kerja sama TNI-Polri tekan laju penyebaran COVID-19
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kanan) bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kiri) berbincang usai mengikuti Apel Kesiapan Tenaga Vaksinator dan Tracer COVID-19 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa (9/2/2021). TNI dalam rangka tindak lanjut penanganan penyebaran COVID-19 melibatkan prajurit dari Babinsa (500 personel), Babinpotmar (30 personel), Babinpotdirga (30 personel), Puskesad (15 personel vaksinator dan lima unit ambulance), Puskesal dan Pukesau masing-masing sebanyak lima personel vaksinator dan lima unit ambulance. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/rwa/aa.

Pandemi COVID-19 adalah perang menghadapi virus SARSCov-2. Itu sebabnya kami di sini bekerja sama dengan Panglima TNI dan Kapolri untuk mengatasi perang ini.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa saat ini diperlukan kerja sama yang baik dari semua pihak untuk memerangi laju penyebaran COVID-19 di Indonesia, termasuk TNI dan Polri.
 
"Pandemi COVID-19 adalah perang menghadapi virus SARSCov-2. Itu sebabnya kami di sini bekerja sama dengan Panglima TNI dan Kapolri untuk mengatasi perang ini. Perang ini harus dimulai dengan tujuan yang jelas. Tujuannya adalah mengurangi laju penyebaran virus," kata Budi Gunadi usai menghadiri Apel Gelar Kesiapan Tenaga Vaksinator dan Tracer COVID-19 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa.

Baca juga: 29.736 personel TNI dikerahkan lakukan "tracing" COVID-19
 
Menurut dia, untuk menekan laju penyebaran COVID-19 diperlukan operasi yang memiliki strategi khusus dan melibatkan peran intelijen dari TNI maupun Kepolisian.
 
"Strateginya kita harus memiliki kemampuan intelijen yang kuat untuk melakukan identifikasi di mana dan siapa musuhnya dengan melakukan program testing dan tracing. Intelnya TNI dulu pakai pengamatan fisik dan menyadap handphone, sekarang pake alat test kit," ucapnya.
 
Strategi kedua, lanjut Budi Gunadi, untuk daerah-daerah yang banyak musuhnya (virus), tentu harus dibunuh dahulu musuhnya.
 
"Kalau TNI dulu bunuh dengan senjata senapan dan pistol, sekarang teman-teman TNI bekerja sama dengan kedokteran membunuhnya dengan suntikan," ucapnya.
 
Artinya, tambah dia, pemerintah memang harus melakukan program vaksinasi untuk bisa membunuh musuh di daerah-daerah yang memang banyak musuhnya dan sudah berkeliaran untuk bisa mengurangi laju penularan dari virus tersebut.
 
"Peperangan ini tidak bisa kita menangkan dengan ngebom satu kota hancur semua, mati semua penduduknya. Untuk itu dibutuhkan jaringan sampai level terbawah. Kenapa kita juga bekerja sama dengan TNI dan Polri adalah untuk memastikan bahwa ini dilakukan sampai ke level paling kecil, paling rendah, di grass root, di seluruh desa-desa dan kabupaten kota, di seluruh RT dan RW," tuturnya.
 
Dia menambahkan kerja sama dengan TNI dan Polri dilakukan karena dua institusi tersebut mempunyai jaringan hingga ke level terkecil di seluruh pelosok Indonesia.
 
"Bekerja sama dengan masyarakat sampe level terbawah adalah kunci kemenangan kita dalam perang ini di mana kita bisa mengurangi laju penularan virus COVID-19," katanya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021