"Tahun 2021 ini diusahakan akan melengkapi kekurangan tahun 2020 dan mendapatkan tambahan lima rumah sakit lagi sehingga kita akan mempunyai populasi sampel yang cukup dan bisa mempunyai bukti analisis statistik yang kuat untuk memberikan rekomendasi penggunaan plasma konvalesen ini berdasarkan evidence based yang bisa dipertanggungjawabkan," kata Wamenkes Dante dalam dalam webinar Plasma Konvalesen pada Penanganan COVID-19, Jakarta, Kamis.
Wamenkes menuturkan uji klinis plasma konvalesen masih berlanjut di tahun 2021 karena kurang donor untuk penyiapan plasma.
Uji klinis menyasar 364 sampel, namun pada 2020 sampel terkumpul hanya 103 sampel, sehingga upaya melengkapi kekurangan sampel akan dilakukan pada 2021.
Baca juga: Menteri: Terapi konvalesen perbesar peluang sembuh dari COVID-19
Baca juga: MWA UI ajak masyarakat donor darah di tengah lonjakan kebutuhan
Institusi yang terlibat dalam uji klinis plasma konvalesen yakni Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan 25 rumah sakit di tahun 2020, dan di tahun 2021 terdapat tambahan lima rumah sakit yang akan berpartisipasi.
Wamenkes menuturkan pada saat ini membutuhkan penelitian lebih lanjut sehingga bisa memberikan terapi plasma konvalesen dengan lebih efektif untuk menurunkan risiko kematian yang efektif.
Untuk itu, dukungan dari para penyintas COVID-19 untuk mendonorkan plasma sangat dibutuhkan karena plasma tersebut dibutuhkan oleh para penderita COVID-19 terutama dalam keberlanjutan uji klinis.
Dia menuturkan perlu edukasi dan pendekatan rumah sakit kepada para penyintas COVID-19 untuk bersedia mendonorkan plasmanya dalam rangka membantu penanganan COVID-19.*
Baca juga: SIG dukung Program Plasma BUMN Untuk Indonesia
Baca juga: PMI Yogyakarta terima 25 permintaan plasma konvalesen tiap hari
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021