Pernyataan Lavrov itu itu diperoleh dari rekaman video yang dipasang di laman resmi Kementerian Luar Negeri Rusia, Jumat.
Hubungan Rusia dan negara-negara Barat kembali renggang setelah Alexei Navalny ditangkap oleh kepolisian di Rusia. Navalny merupakan tokoh oposisi yang kerap mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin.
Penangkapan Navalny membuka kemungkinan bahwa sanksi baru akan dijatuhkan terhadap Rusia.
Tiga diplomat Eropa pada Kamis (11/2) mengatakan EU kemungkinan akan menjatuhkan larangan masuk dan pembekuan aset bagi orang-orang dekat Presiden Putin.
Sanksi itu kemungkinan berlaku bulan ini, mengingat Prancis dan Jerman memberi sinyal akan memutuskan kebijakan tersebut.
Tekanan untuk menjatuhkan sanksi kian kuat setelah Rusia mengusir diplomat Jerman, Polandia, dan Swedia yang tanpa memberi tahu kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, yang saat itu sedang berkunjung ke Moskow.
Prancis dan Jerman mengatakan akan an segera merespons pengusiran itu.
Lavrov menjawab pertanyaan media soal apakah Moskow akan memutus hubungan dengan EU terkait kemungkinan sanksi.
"Kami siap (menerima sanksi, red). Kami siap menerima kemungkinan ada sanksi baru di beberapa sektor yang akan mengancam ekonomi kami, termasuk di beberapa bidang yang sensitif," kata Lavrov.
"Kami tidak akan menutup diri dari komunitas dunia, tetapi kami harus siap untuk itu. Jika ingin perdamaian, harus siap-siap berperang," ujar dia menambahkan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Negara EU desak sanksi terhadap Rusia terkait penangkapan Navalny
Baca juga: Uni Eropa setuju perpanjang sanksi ekonomi terhadap Rusia
Baca juga: Alexei Navalny divonis 3,5 tahun penjara oleh pengadilan Rusia
Rusia gelar latihan kekuatan nuklir strategis skala besar
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021