Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua Semuel Siriwa di Jayapura, Sabtu, mengatakan dengan segala keterbatasan, namun pihaknya tetap berupaya menjalankan sesuai dengan kemampuan dan program kegiatan yang dimiliki.
"Tentunya kami tetap jalan dan untuk ketahanan pangan di Papua, pangan lokal menjadi prioritas," katanya.
Baca juga: Pelaku usaha ungkap potensi pengembangan sagu Papua dan tantangannya
Menurut Siriwa, pangan lokal yang bisa dijadikan pengganti beras misalnya keladi, petatas, sagu, ubi jalar, singkong dan lain sebagainya, jika dikaitkan dengan pangan lokal, maka pihaknya juga merasa terbantu juga dengan pengoperasian Tol Laut Depapre di Kabupaten Jayapura.
"Pasalnya, beras yang awalnya sulit didistribusikan atau membutuhkan waktu lama untuk disalurkan, kini sudah ada solusinya," ujarnya.
Dia menjelaskan dari sisi pangan, beras di Kabupaten Merauke bisa dikatakan produksinya surplus namun sebelum adanya tol laut hanya dapat didistribusikan kepada wilayah terdekatnya.
"Dengan tol laut ini diharapkan beras Merauke ini dapat terdistribusi dengan baik di wilayah Papua," katanya lagi.
Dia menambahkan pihaknya juga akan berkoordinasi dengan instansi lain agar kelebihan produksi khususnya pangan di suatu daerah dapat didistribusikan secara merata ke wilayah lainnya, baik melalui tol laut maupun lainnya.
Sebelumnya, Bulog Papua menyatakan beras yang dikirim dari Merauke ini jumlahnya sekitar 400 ton, di mana dengan adanya kiriman beras dari Merauke ini maka jumlah persediaan beras bagi Papua mencapai 2.200 ton karena awalnya stok di gudang Bulog tercatat hanya 1.800 ton.
Baca juga: Memaksimalkan pangan lokal sebagai solusi hadapi pandemi
Baca juga: Aceh pilih kembangkan produksi ubi kayu sebagai pangan lokal 2021
Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021