Hashimoto, yang telah tujuh kali menjadi Olimpian, merupakan salah satu dari dua perempuan yang berada di kabinet Jepang, menjabat sebagai menteri Olimpiade sebelum mundur untuk mengemban tugasnya yang baru.
Dia menggantikan Yoshioro Mori, 83, yang mundur setelah menyebut perempuan terlalu banyak bicara di rapat, yang memicu kritik dan sorotan baik dari publik Jepang maupun dunia internasional.
"Saya yakin Olimpiade akan menarik lebih banyak perhatian terkait kesetaraan gender, dan terkait hal ini saya bertekad untuk mengembalikan kepercayaan, dengan upaya terbaik saya," kata Hashimoto seperti dikutip AFP.
Baca juga: Seiko Hashimoto diangkat sebagai ketua Olimpiade Tokyo 2020
Dia berjanji akan menambah jumlah perempuan di dewan eksekutif Tokyo 2020 dari 20 persen ke 40 persen, dan mengundang kembali para pembawa obor dan relawan Olimpiade yang mengundurkan diri karena komentar Mori.
Hingga Kamis, Hashimoto, 56, juga menjabat menteri kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
"Saya menyadari masih banyak pembagian peran gender yang nyata (di Jepang). Apa yang bisa dilakukan untuk mengubah itu lewat reformasi di komite penyelenggara merupakan hal penting," kata dia.
Hashimoto sempat dilaporkan enggan menerima tugas baru itu, dan sekarang menghadapi tantangan berat untuk meraih dukungan publik sebelum Olimpiade dibuka pada 23 Juli.
Baca juga: Bos Olimpiade Tokyo akhirnya mengundurkan diri
Tindakan pencegahan infeksi akan menjadi prioritas Tokyo 2020 di tengah pandemi ini, kata Hashimoto yang ingin memastikan publik domestik dan para tamu merasakan Olimpiade yang aman dan nyaman.
Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan pengalaman Hashimoto sebagai pembalap sepeda sprint dan speed skater, memenangi perunggu pada 1992, akan menjadi persiapan yang baik.
"Dia memiliki pengalaman berkompetisi di Olimpiade musim panas dan musim dingin sebanyak tujuh kali. Saya ingin ia bekerja keras untuk mewujudkan filosofi Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 dengan memanfaatkan pengalamannya itu," kata Suga.
Baca juga: Panduan baru Olimpiade larang atlet berpelukan atau lakukan tos
Baca juga: Survei: Mayoritas warga Jepang masih menentang Olimpiade Tokyo
Baca juga: Pemaparan Jakarta untuk tuan rumah Olimpiade 2032 meyakinkan IOC
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2021