• Beranda
  • Berita
  • KEHATI: Pengelolaan sampah di masyarakat butuh sistem berkelanjutan

KEHATI: Pengelolaan sampah di masyarakat butuh sistem berkelanjutan

19 Februari 2021 18:26 WIB
KEHATI: Pengelolaan sampah di masyarakat butuh sistem berkelanjutan
Tangkapan layar - Manajer Program Kehutanan Yayasan KEHATI Imanuddin Utoro dalam diskusi virtual bertema pengelolaan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat di aliran sungai yang diadakan oleh Yayasan Kehati, dipantau dari Jakarta, Jumat (19/2/2021) (ANTARA/Prisca Triferna)

mengelola sampah di lingkungan adalah harus ada sistem yang kontinu

Masyarakat dapat menjadi aktor penting dalam pengelolaan sampah namun harus mendapat dukungan sistem yang berkelanjutan dan utuh, kata Manajer Program Kehutanan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) Imanuddin Utoro.

"Pembelajaran yang cukup penting ketika akan mengelola sampah di lingkungan adalah harus ada sistem yang kontinu," kata Imanuddin dalam diskusi virtual bertema pengelolaan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat di aliran sungai yang diadakan oleh Yayasan KEHATI, dipantau dari Jakarta, Jumat.

Hal itu diutarakannya setelah belajar dari pengalaman menjalankan program Revive Citarum di Kecamatan Bojongsoang, Jawa Barat.

Menurutnya pengetahuan sebagian besar masyarakat di wilayah itu sebenarnya sudah mumpuni terkait pengelolaan sampah, seperti bagaimana sampah organik bisa diolah menjadi kompos dan adanya pemilahan sampah sebelum dibuang.

Baca juga: Pengelolaan sampah yang tepat dorong perputaran ekonomi nasional

Baca juga: KLHK dorong pengelolaan sampah sumber pertumbuhan ekonomi sirkular


Namun, dalam praktiknya mereka tidak melakukan pengelolaan sampah tersebut dengan sebagian besar masih membuang ke tempat penampungan sementara dan dibakar.

Salah satu kendala pengelolaan sampah di masyarakat adalah ketika masyarakat telah melakukan pemilahan, pengumpulan tetap dilakukan dengan mencampur semua yang telah dipilah.

"Problem utama dalam pengelolaan sampah di masyarakat adalah tidak ada sistem yang utuh," tegasnya.

Dalam pelaksanaan program itu, yang bertujuan untuk mengurangi sampah yang dibuang, Yayasan Kehati melakukan intervensi dalam belum membantu warga mengembangkan program membuat kompos dan budidaya maggot black soldier fly (BSF) yagn bisa mengubah material organis menjadi biomassa.

Dengan cara itu selain mengelola sampah dapat dicapai juga memberi dampak ekonomi kepada masyarakat karena menghasilkan produk yang bernilai, dengan maggot dan telur BSF memiliki nilai jual tinggi.

Baca juga: Praktisi: Regulasi kuat perlu untuk pengelolaan sampah dorong ekonomi

Baca juga: KLHK: Bank sampah kunci penting tumbuhnya ekonomi sirkular Indonesia

 

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021