• Beranda
  • Berita
  • Wall Street datar saat saham siklikal bersinar, teknologi besar jatuh

Wall Street datar saat saham siklikal bersinar, teknologi besar jatuh

20 Februari 2021 08:31 WIB
Wall Street datar saat saham siklikal bersinar, teknologi besar jatuh
Ilustrasi - Wall Street. ANTARA/Reuters.

Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona negatif

Saham-saham di Wall Street ditutup mendekati titik impas pada Jumat (Sabtu pagi WIB), ketika investor melepas saham teknologi yang telah reli sepanjang pandemi, beralih ke saham siklikal -- saham yang rentan terhadap siklus bisnis dan kondisi ekonomi -- yang akan mendapat keuntungan dari permintaan yang terpendam begitu pandemi virus corona mereda.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik tipis 0,98 poin atau 0,0031 persen menjadi berakhir di 31.494,32 poin. Indeks S&P 500 sedikit melemah 7,26 poin atau 0,19 persen menjadi ditutup pada 3.906,71 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir naik 9,11 poin atau 0,07 persen lebih tinggi, menjadi 13.874,46 poin.

Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona negatif merah, dengan utilitas turun 1,51 persen, memimpin kerugian. Sektor keuangan, material dan energi, bersama dengan industri, naik lebih dari satu persen.

Sektor industri memimpin kenaikan S&P 500 didorong oleh lonjakan 9,9 persen di Deere & Co dan kenaikan 5,0 persen Caterpillar ke puncak sepanjang masa sebesar 211,40 dolar AS.

Baca juga: IHSG akhir pekan ditutup menguat efek penurunan suku bunga acuan BI
Baca juga: Saham Inggris balik menguat, indeks FTSE 100 ditutup naik 0,10 persen

Indeks maskapai S&P 500 melonjak 3,5 persen, dengan fokus pada perjalanan pasca pandemi.

Saham-saham yang diuntungkan perintah tinggal di rumah, termasuk Microsoft Corp, Facebook Inc, Alphabet's Google dan Netflix Inc, turun dalam tren yang terlihat hampir sepanjang minggu. Amazon.com Inc juga melemah, karena investor menjual saham sejumlah perusahaan pemimpin pasar dalam reli besar sejak Maret lalu.

Value stocks (saham-saham yang diperdagangkan lebih rendah dibandingkan dengan fundamentalnya) naik 0,6 persen, sementara growth stocks (saham-saham yang berpotensi menaikkan nilai perusahaan dengan cepat) turun 0,6 persen. Saham-saham yang menguat melebihi yang menurun dengan rasio 2:1.

Pertarungan terus berlanjut antara saham pertumbuhan yang dipimpin teknologi dengan saham siklikal, perusahaan yang sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, kata Tim Ghriskey, kepala strategi investasi di Inverness Counsel di New York.

“Saat ekonomi sedang melonjak, mereka melonjak. Saat ekonomi melemah, mereka melemah," kata Ghriskey tentang siklikal. “Perekonomian akan menguat, setidaknya untuk jangka waktu tertentu. Ada permintaan terpendam yang sangat besar, baik hanya untuk bepergian atau kembali bekerja."

Laba perusahaan yang kuat, kemajuan dalam peluncuran vaksinasi dan harapan paket bantuan virus corona federal senilai 1,9 triliun dolar AS membantu indeks-indeks utama saham AS mencapai rekor tertinggi pada awal pekan.

Baca juga: Saham Prancis balik menguat, indeks CAC 40 terangkat 0,79 persen
Baca juga: Saham Jerman hentikan rugi beruntun, indeks DAX 30 bangkit 0,77 persen


Dow mencapai puncak intraday sepanjang masa, dipimpin oleh Caterpillar, setelah Deere menaikkan perkiraan labanya untuk 2021. Deere melaporkan laba lebih dari dua kali lipat pada kuartal pertama karena meningkatnya permintaan untuk mesin pertanian dan konstruksi.

Indeks acuan S&P 500 dan perusahaan teknologi besar Nasdaq membukukan penurunan mingguan pertama mereka bulan ini di tengah kekhawatiran atas valuasi pasar saham yang lebih tinggi, dan ekspektasi kenaikan inflasi menyebabkan kekhawatiran mundurnya ekuitas dalam jangka pendek.

Untuk minggu ini, Dow naik 0,1 persen, sementara S&P 500 turun 0,7 persen dan Nasdaq turun 1,6 persen karena penjualan teknologi besar.

Bank of America memperkirakan penurunan saham lebih dari 10 persen, yang diperdagangkan pada lebih dari 22 kali laba 12 bulan ke depan, yang paling mahal sejak gelembung dot-com pada akhir 1990-an.

“Apa yang kami lihat (minggu ini) mewakili pasar yang lelah dan mungkin tidak berbuat banyak. Jadi kita menuju semacam kemunduran, tapi saya rasa kita belum sampai di sana," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York.
Baca juga: Minyak jatuh lagi, Texas siap mulai produksi, WTI di bawah 60 dolar
Baca juga: Emas merangkak naik lagi 2,4 dolar didorong pelemahan dolar AS

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021