Rumah Sakit Lapangan (RSL) TNI Angkatan Darat (TNI-AD) telah melayani 1.230 orang pengungsi yang menjadi korban gempa di Kabupaten Mamuju dan Majene, Provinsi Sulawesi Barat."RSL TNI Sulbar mendapat respon positif dari sejumlah warga dan terbantu pelayanan kesehatan, juga dari masyarakat diluar Mamuju dan Majene",...
Komandan Detasemen Kesehatan Wilayah (Dandenkesyah) Korem 142 Tatag Mamuju, Letkol (Ckm) Asnawai, S.Kep.Ners di Mamuju, Sabtu mengatakan RSL TNI AD sejak didirikan pada 25 Januari sampai sampai kini telah melayani pasien pengungsi gempa 2.089 orang
Ia mengatakan, pasien yang datang berobat di RSL TNI AD tersebut, memiliki berbagai penyakit yang dikeluhkan.
"RSL TNI Sulbar mendapat respon positif dari sejumlah warga dan terbantu pelayanan kesehatan, bukan hanya dari masyarakat Mamuju yang terdampak langsung gempa bumi, namun juga dari masyarakat diluar Kabupaten lain," ujarnya.
Baca juga: 1.230 pasien pengungsi gempa Sulbar telah dilayani RSL TNI-AD
Baca juga: Masjid jadi tempat pengungsian pasien COVID-19 di Sulbar
Ia mengatakan, masyarakat sangat bersyukur dengan adanya fasilitas kesehatan seperti ini, karena setelah gempa Sulbar seluruh fasilitas kesehatan di kota Mamuju lumpuh.
Rumah sakit lapangan TNI-AD yang berdiri lapangan Tammajarra Markas Korem 142 Taroada Tarogau (Tatag) pertama kali didirikan di Indonesia.
RS lapangan bantuan KASAD itu mampu menampung hingga 100 orang untuk melakukan pelayanan kesehatan korban gempa di Mamuju dan Majene.
Jumlah personel batalyon kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan sebanyak 147 orang, terdiri atas para medis dan tenaga ahli terutama dokter-dokter spesialis di RS lapangan itu.
Selain itu, RS lapangan itu juga didukung oleh 17 orang dokter, di antaranya dokter spesialis termasuk dokter umum, apoteker, gizi dan perawat serta tenaga kesehatan lainnya.
Baca juga: BNPB akan tambah tenda darurat untuk isolasi pasien COVID-19 di Sulbar
Pewarta: M.Faisal Hanapi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021