• Beranda
  • Berita
  • Jerman desak Uni Eropa siapkan sanksi bagi Rusia terkait Navalny

Jerman desak Uni Eropa siapkan sanksi bagi Rusia terkait Navalny

22 Februari 2021 18:36 WIB
Jerman desak Uni Eropa siapkan sanksi bagi Rusia terkait Navalny
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny menghadiri sidang banding di Moskow, Rusia, Sabtu (20/2/2021). Gambar diambil melalui video. ANTARA FOTO/Press Service of Moscow City Court/Handout via REUTERS/hp/cfo

Saya mendukung persiapan sanksi tambahan, juga daftar nama orang secara spesifik,

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, Senin, mendesak Uni Eropa (EU) untuk memberi lampu hijau mengenai penjatuhan sanksi terhadap pejabat-pejabat Rusia terkait pemenjaraan oposisi pemerintah, Alexei Navalny, dan sejumlah aktivis.

Seruan Jerman itu membuka jalan bagi sanksi untuk dijatuhkan pada Maret.

EU, yang beranggotakan 27 negara, menyebut sanksi itu mesti dilihat sebagai pesan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa debat dan unjuk rasa harus diizinkan di Rusia.
 
“Saya mendukung persiapan sanksi tambahan, juga daftar nama orang secara spesifik," kata Maas ketika tiba di Brussels, Belgia --tempat markas besar Uni Eropa berada.

Para diplomat memperkirakan EU bulan depan akan menjatuhkan sanksi berupa larangan perjalanan dan pembekuan aset pada sekutu-sekutu Putin, begitu pakar mengumpulkan cukup bukti bahwa penjatuhan sanksi itu akan terhindar dari tuntutan hukum.
 
Para menteri luar negeri anggota-anggota EU telah bertemu dengan kepala staf pihak Navalny, Leonid Volkov, di Brussels pada Minggu (21/2).

Mereka membahas upaya pemberian sanksi terhadap Rusia, yang telah mendapat sanksi ekonomi dari negara Barat setelah mencaplok wilayah Crimea pada 2014.

Para menlu Uni Eropa juga akan menggelar pertemuan virtual dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Senin.

“Kita tidak dapat menutup mata atas pelanggaran hak asasi manusia yang amat jelas di Rusia,” ujar Menlu Lithuania Gabrielius Landsbergis, usai pertemuan Minggu.

Sementara, Menlu Slovakia Ivan Korcok mendukung pernyataan sejumlah diplomat Uni Eropa, dan menyebut bahwa dirinya “tidak menganggap Uni Eropa bertanggung jawab atas aksi konfrontasi yang dilakukan oleh Rusia.”

Alexei Navalny ditangkap sesaat setelah ia kembali dari Jerman ke Rusia pada Januari dan ditahan per 2 Februari atas pelanggaran pembebasan bersyarat —yang ia sebut sebagai tuduhan bermotif politik.

Sementara itu, Moskow membantah telah melakukan tindakan yang salah. Pemerintah Rusia juga menuding EU ikut campur dalam urusan negaranya.

Sebelumnya di Jerman, Navalny mendapat perawatan medis dan pulih dari peracunan dengan zat saraf. Ia menyebut agen keamanan Rusia menaruh racun tersebut di pakaian dalamnya. Tuduhan itu dibantah oleh kantor pemerintah Rusia, Kremlin.

Tekanan untuk menjatuhkan sanksi meningkat sejak Rusia membuat geram negara-negara Eropa dengan mengusir diplomat Jerman, Polandia, dan Swedia pada 5 Februari, tanpa memberi kabar kepada kepala kebijakan luar negeri EU --yang saat itu sedang mengunjungi Moskow.

Walaupun demikian, Menlu Jerman tetap yakin bahwa EU masih perlu menjaga hubungan diplomatik dengan Rusia.

“Di saat yang sama, kita perlu berbicara mengenai cara menjaga dialog yang konstruktif dengan Rusia, bahkan ketika relasi kita berada di titik yang rendah,” kata Maas.

Sumber: Reuters

Baca juga: Rusia siap putus hubungan kalau EU jatuhkan sanksi keras

Baca juga: Pengadilan Rusia tolak permohonan banding hukuman Navalny

Baca juga: Alexei Navalny divonis 3,5 tahun penjara oleh pengadilan Rusia


 

Rusia sukses uji coba peluncuran roket pengangkut Angara-A5

Pewarta: Suwanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021