Presiden Joko Widodo meresmikan bendungan Napun Gete di kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.memang di sini itu yang dibutuhkan, bukan dibutuhkan, sangat dibutuhkan seperti bendungan Napun Gete
"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, hari ini saya resmikan Bendungan Napun Gete di kabupaten Sikka provinsi Nusa Tenggara Timur," kata Presiden Jokowi di bendungan Napun Gete, Selasa.
Presiden menyampaikan hal tersebut langsung di kawasan bendungan yang memiliki luas genangan hingga 99,78 hektare tersebut.
"Tadi pagi Pak Gubernur menyampaikan bahwa di Kabupaten Sumba, Sumba Tengah dulunya banyak ekspor sapi ke Hong Kong. Kok berhenti? Ya karena memang kecukupan airnya kurang, sehingga di NTT dalam proses dibangun itu ada 7 bendungan," ungkap Presiden.
Menurut Presiden, dari 7 bendungan, sudah ada dua yaitu Raknamo dan Rotiklot yang telah rampung.
"Bendungan Raknamo di kabupaten Kupang sudah selesai pada 2018 kemudian bendungan Rotiklot di kabupaten Belu juga sudah selesai pada 2019. Sekarang Kita patut bersyukur bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka juga sudah selesai, alhamdulillah patut kita syukuri," tambah Presiden.
Baca juga: Presiden tinjau lumbung pangan dan Bendungan Napun Gete di NTT
Meski sudah diberi jatah 7 bendungan, menurut Presiden, Gubernur NTT Viktor Laiskodat masih meminta tambahan pembangunan bendungan lain.
"Tapi tadi pagi Pak Gubernur menyampaikan kepada saya minta tambah 2 lagi, padahal provinsi yang lain paling banyak itu dua atau satu, tapi ya memang di sini itu yang dibutuhkan, bukan dibutuhkan, sangat dibutuhkan seperti bendungan Napun Gete tadi sudah disampaikan oleh Pak Bupati menyangkut keluasan 99 hektar, kapasitas tampung airnya bisa 11,2 juta meter kubik untuk mengairi 300 hektare," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi menilai kemampuan bendungan Napun Gete tersebut adalah sebuah lompatan yang tidak kecil.
"Tetapi produktivitas itu betul-betul harus dimunculkan. Jangan hanya pertaniannya saja, limbah pertanian bisa dipakai untuk makanan ternak," tambah Presiden.
"Tadi misalnya di Sumba Tengah setahun baru bisa panen satu kali dengan air tadi saya minta kepada Menteri Pertanian agar bisa panen dua kali plus jagung sekali, artinya (panen) tiga kali, ini lompatan produktivitas yang akan saya ikuti," ungkap Presiden.
Baca juga: Presiden berkali-kali ke NTT selalu diminta bangun bendungan
Saat ini progres pengisian air (impounding) Bendungan Napun Gete sudah 40 persen yang dimulai sejak Desember 2020 dengan total tampungan 11,2 juta meter kubik.
Bendungan Napun Gete memang direncanakan berfungsi untuk menjadi air baku dan irigasi guna mengairi lahan seluas 300 hektare sekaligus sebagai alternatif tujuan wisata baru di Maumere.
Selain untuk irigasi, bendungan Napun Gete juga berfungsi sebagai penyedia air baku di Kabupaten Sikka yang dapat menyalurkan air hingga sebanyak 214 liter per detik, pengendali banjir sebanyak 219 meter kubik/detik dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,71 mega watt.
Bendungan ini juga bermanfaat untuk pengendali banjir dan sebagai lahan konservasi dan sedang dibangun jalan akses dari jalan nasional ke bendungan sepanjang 11 km.
Pembangunan bendungan Napun Gete menggunakan biaya APBN senilai Rp880 miliar yang dilaksanakan oleh PT Nindya Karya (Persero) sejak Januari 2017.
Turut hadir dalam peresmian tersebut antara lain Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Bupati Sikka Fransikus Roberto Diogo dan pejabat terkait lainnya.
Baca juga: Kementerian PUPR tuntaskan konstruksi Bendungan Napun Gete di NTT
Baca juga: Pembangunan Bendungan Napun Gete ditargetkan selesai 2020
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021