Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, kebakaran lahan paling luas terjadi di Kabupaten Bengkalis. Lahan gambut yang terbakar di Bengkalis luasnya 82 hektare (ha).
Kebakaran lahan juga terjadi di Kabupaten Siak (45 ha), Kota Dumai (40 ha), Kabupaten Indragiri Hilir (40 ha), Kabupaten Pelalawan (26 ha), Kepulauan Meranti (4 ha), Indragiri Hulu (5 ha), dan Rokan Hilir (5 ha).
Gubernur Riau Syamsuar menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan di wilayahnya dari pertengahan Februari hingga 31 Oktober 2021.
"Kita juga sudah menurunkan tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD, dan Manggala Agni, termasuk bantuan pemadaman dari perusahaan di sekitar lokasi kebakaran," katanya.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, pada Selasa pagi satelit mendeteksi 20 titik panas indikasi awal kebakaran hutan dan lahan di Pulau Sumatera dan 15 di antaranya ada di Riau.
Di wilayah Riau, titik panas terpantau di Kabupaten Siak (10), Kota Dumai (2), Pelalawan (2), dan Indragiri Hilir (1).
Wakil Gubernur Riau Edy Narat Nasution meminta semua pihak membantu mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
"Kalau sudah meluas, (pemadaman) itu biaya mahal, bisa sampai triliunan, butuh waktu yang lama dan personel yang banyak untuk mengatasinya. Jadi pencegahan harus dilakukan sejak awal," demikian Edy Natar Nasution.
Baca juga:
Jumlah titik panas indikasi karhutla meningkat drastis di Riau
Helikopter dikerahkan untuk padamkan karhutla di Siak
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021