Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Totok Bintoro mengatakan vaksinasi ini adalah sebuah ikhtiar dan usaha dari pemerintah untuk memutuskan rantai penyebaran infeksi COVID-19.
"Tentu kita semua rindu untuk kembali belajar tatap muka. Karena bagaimanapun pembelajaran jarak jauh dan tatap muka sangat berbeda, ada keunggulan-keunggulan dari pembelajaran tatap muka, terutama kegiatan praktek," kata Totok.
Menurut Totok, pembelajaran teori dapat dilakukan secara jarak jauh, tetapi untuk kegiatan praktikum membutuhkan interaksi dan tatap muka.
Pendidikan tatap muka untuk meningkatkan pendidikan holistik bagi para peserta didik.
"Dengan vaksin ini semoga pandemi segera berakhir semua bisa kembali seperti sediakala, walaupun pembelajaran itu bisa di 'mix' antara tatap muka dan pembelajaran jarak jauh," kata Totok.
Baca juga: Wagub DKI: Antrean vaksin panjang tunjukan animo dukungan masyarakat Harapan senada juga disampaikan Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 9, Johar Baru, Jakarta Pusat, Mufrodah.
Mufrodah menyebutkan pihaknya telah melakukan berbagai persiapan untuk memulai pembelajaran tatap muka, seperti menyediakan tempat pencuci tangan setiap ruangan dan di setiap lantai kelas, termasuk pembatasan kapasitas ruang belajar sesuai dengan protokol kesehatan.
"Kita siap untuk kegiatan tatap muka, kita melihat situasi dan kondisi untuk memulai tatap muka, semua tergantung kondisi anak," kata Mufrodah.
Sebanyak 650 tenaga pendidik seperti guru dari semua jenjang pendidikan sekolah negeri swasta, MTS dan MA serta dosen perguruan tinggi negeri maupun swasta mendapatkan vaksinasi fase I.
Para guru dan dosen menjadi target vaksinasi COVID-19 tahap II untuk tenaga pelayanan publik. Guru dan dosen menjadi kelompok prioritas karena akan berhadap dengan para murid dan mahasiswa bila pembelajaran tatap muka dimulai.
Baca juga: Dinkes: Vaksin tahap kedua bagi nakes ada perbedaan dari sebelumnya Kepala Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 11 Tebet Triyanto Murjoko mengajak para guru dan tenaga pendidik untuk mensukseskan vaksinasi COVID-19 agar kegiatan belajar mengajar siswa kembali seperti sedia kala.
"Setelah divaksin tidak ada sakit, enak-enak saja dan mudah-mudahan ini bermanfaat untuk diri saya dan untuk semuanya, dan kita dukung kegiatan vaksin ini," kata Triyanto.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyebutkan ada 5,5 juta guru dan tenaga pendidik dari semua jenjang pendidikan mulai PAUD, TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi menjadi sasaran vaksinasi COVID-19.
Vaksinasi COVID-19 bagi guru dan tenaga pendidik ditargetkan selesai Juni 2021. Diharapkan setelah vaksinasi dapat menjadi awal dimulainya pendidikan tatap muka pada Tahun Ajaran Baru Juli 2021.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021