Dikutip dari Autocar, Minggu, perusahaan mengatakan sedan tersebut akan dibangun di atas arsitektur baru perusahaan yang berfokus pada tenaga listrik.
Perusahaan saat ini sedang memperluas jajaran kendaraan listriknya, seperti EQC SUV tahun ini dan crossover EQA, serta SUV kecil EQB. Mercedes-Benz EQE dan EQS saloon yang setara dengan E-Class dan S-Class, juga akan diumumkan akhir tahun ini.
Baca juga: Mercedes-Benz EQA meluncur di Eropa dengan harga Rp779 juta
Sementara C-Class dan S-Class berbagi platform MRA, Schafer mengisyaratkan bahwa C-Class bertenaga listrik tidak akan menggunakan platform MEA listrik baru yang akan mendukung EQS - dan kemungkinan besar akan mengadopsi platform MMA baru perusahaan.
Ditanya tentang rencana untuk sedan EQ yang setara dengan C-Class, Schafer berkata, "Kendaraan ini memenuhi permintaan saat ini yang kami yakini tinggi di seluruh dunia dari basis pelanggan setia. Pada saat yang sama, kami menawarkan sejumlah kendaraan listrik dengan EQA, EQB dan EQB dan, dalam beberapa bulan ke depan, EQS dan EQE, jadi tersedia berbagai macam kendaraan."
"Apakah kita akan mengembangkannya? Iya. Kami memberikan gambaran sekilas tentang arsitektur MMA masa depan kami, yang kami anggap sebagai yang mengutamakan listrik," imbuh Schafer.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa platform berikutnya adalah untuk kendaraan kompak dan ukuran campuran mulai tahun 2024, dan platform MMA ini adalah arsitektur yang mengutamakan listrik.
"Ini akan digunakan untuk mobil kompak dan berpotensi menjangkau segmen menengah juga. Kami sedang mengerjakan ini dan ini bisa menjadi tawaran potensial untuk kendaraan EV yang lebih murni, termasuk kelas ini," pungkasnya.
Baca juga: Cadillac tambah varian CT4, pesaing Audi A3 dan Mercy A-Class
Baca juga: Daimler akan berganti nama menjadi Mercedes-Benz
Baca juga: Daimler "recall" 1,29 juta mobil di AS karena masalah perangkat lunak
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021