• Beranda
  • Berita
  • Pakar HAM PBB minta penyelidikan internasional kasus keracunan Navalny

Pakar HAM PBB minta penyelidikan internasional kasus keracunan Navalny

2 Maret 2021 08:27 WIB
Pakar HAM PBB minta penyelidikan internasional kasus keracunan Navalny
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny menghadiri sidang untuk mempertimbangkan banding atas keputusan pengadilan sebelumnya untuk mengubah hukuman yang ditangguhkan menjadi hukuman penjara sebenarnya, di Moskow, Rusia, Sabtu (20/2/2021), dalam gambar yang diambil dari video. ANTARA FOTO/Press Service of Moscow City Court/Handout via REUTERS/hp/cfo (via REUTERS/MOSCOW CITY COURT)

penyelidikan internasional harus dilakukan sebagai hal yang mendesak untuk menetapkan fakta dan mengklarifikasi semua kondisi tentang keracunan yang dialami Navalny

Pakar hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (HAM PBB) pada Senin (1/3) meminta penyelidikan internasional atas kasus keracunan kritikus Kremlin Alexei Navalny.

Para pakar HAM PBB itu mengatakan bahwa bukti sejauh ini menunjukkan "kemungkinan besar keterlibatan" para pejabat pemerintah Rusia dalam kasus keracunan yang dialami Navalny.

Kasus keracunan itu adalah bagian dari tren pembunuhan di luar hukum dan percobaan pembunuhan terhadap para kritikus di dalam dan luar negeri, yang dimaksudkan untuk mengirim "peringatan jahat" untuk meniadakan perbedaan pendapat, kata Agnes Callamard dan Irene Khan.

Baca juga: Pengadilan Rusia tolak permohonan banding hukuman Navalny
Baca juga: Rusia tuntut orang dekat tokoh pengkritik Presiden Vladimir Putin


Agnes Callamard adalah seorang pelapor khusus PBB tentang pembunuhan atau eksekusi singkat, yakni eksekusi di mana seseorang dituduh melakukan kejahatan dan langsung dibunuh tanpa melalui proses pengadilan yang lengkap dan adil.

Irene Khan adalah seorang pakar PBB tentang kebebasan berpendapat dan berekspresi.

Navalny, 44, jatuh sakit di Siberia pada Agustus tahun lalu dan diterbangkan ke Jerman. Pihak pemerintah Jerman menyebutkan ditemukan bukti bahwa Navalny telah diracuni dengan Novichok, yaitu zat terlarang yang dapat merusak saraf.

Rusia menyangkal keterlibatan apa pun dalam penyakit yang dialami Navalny dan mengatakan belum melihat bukti bahwa dia diracuni.

Setelah memulihkan diri selama lima bulan di Jerman, Navalny kembali ke Rusia pada Januari 2021. Dia ditangkap pada saat baru tiba di Rusia dan dijatuhi hukuman dua setengah tahun penjara karena pelanggaran pembebasan bersyarat.

"Mengingat tanggapan yang tidak memadai dari otoritas domestik (Rusia), penggunaan senjata kimia yang dilarang, dan pola yang jelas dari percobaan pembunuhan yang ditargetkan, kami percaya bahwa penyelidikan internasional harus dilakukan sebagai hal yang mendesak untuk menetapkan fakta dan mengklarifikasi semua kondisi tentang keracunan yang dialami Navalny," kata para ahli PBB dalam sebuah pernyataan.

Callamard dan Khan juga merilis teks surat 30 Desember kepada otoritas Rusia, yang memberi tahu Moskow bahwa para pakar HAM PBB sedang menyelidiki kasus keracunan tersebut.

Surat itu mengatakan bahwa jika tuduhan itu terkonfirmasi, pejabat Rusia dapat dikenakan pertanggungjawaban tindak pidana "baik karena berpartisipasi dalam atau memerintahkan percobaan pembunuhan atau karena gagal memastikan bahwa pejabat pemerintahan tidak terlibat dalam tindakan ini".

Sumber: Reuters

Baca juga: Oposisi Rusia peringati pembunuhan pengkritik Kremlin Nemtsov
Baca juga: Jerman desak Uni Eropa siapkan sanksi bagi Rusia terkait Navalny

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021