"Tentunya untuk mendorong pendalaman pasar, kami selalu meninigkatkan sisi supply dan juga demand. Dari sisi supply, kami harus memberikan banyak alternatif kepada investor terhadap berbagai produk di pasar modal," ujar Inarno dalam MNC Group Forum di Jakarta, Selasa.
Selain itu, lanjut Inarno, bursa juga mendorong perusahaan-perusahan dari berbagai sektor untuk masuk ke pasar modal melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau IPO.
Baca juga: BEI akan tutup kode broker dan domisili di papan transaksi berjalan
"Ini tidak hanya tentang berapa banyak perusahaan yang tercatat di bursa, tapi kami juga perhatikan kualitasnya," kata Inarno.
Terkait IPO, Inarno menuturkan minat perusahaan untuk melantai di bursa tidak surut meski ada pandemi COVID-19, termasuk perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sebagaimana yang disebutkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, akan ada 8 hingga 12 anak dan cucu usaha BUMN yang akan tercatat di bursa hingga 2023 mendatang.
Baca juga: MNC Group dan AGCO Wall Street pertemukan emiten dan investor
Sementara itu dari sisi permintaan, Inarno mengatakan BEI akan terus menggenjot sosialisasi, literasi, dan edukasi kepada investor dan masyarakat umum agar semakin paham dan mengerti dengan pasar modal dan produk-produk di dalamnya.
Per Desember 2020, BEI telah melakukan 8.997 aktivitas edukasi di mana sebanyak 7.306 dilakukan secara daring. Adapun pesertanya mencapai 1,33 juta peserta dan 1,26 juta merupakan peserta daring.
"Pada 2021, kami akan terus berkonsentrasi baik dari sisi supply maupun demand. Kami juga akan melakukan lebih banyak kegiatan edukasi dan literasi," ujar Inarno.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021