• Beranda
  • Berita
  • Panpel Olimpiade Tokyo tambah perempuan dalam dewan hingga 42 persen

Panpel Olimpiade Tokyo tambah perempuan dalam dewan hingga 42 persen

2 Maret 2021 22:31 WIB
Panpel Olimpiade Tokyo tambah perempuan dalam dewan hingga 42 persen
Seorang pejalan kaki memakai masker pelindung berjalan melewati layar yang memperlihatkan hitung mundur pelaksanaan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 yang ditunda sampai tahun 2021 akibat penyebaran penyakit virus korona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, Sabtu (23/1/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/rwa/cfo.

Untuk mempromosikan kesetaraan gender

Pernyataan kontroversial bernada seksis yang dilontarkan mantan Presiden Olimpiade Tokyo Yoshiro Mori bulan lalu, berdampak pada susunan dewan penyelenggara yang akan meningkatkan jumlah anggota perempuan mencapai 42 persen.

Dalam rapat Selasa, panitia penyelenggara akan menambah 12 perempuan ke dalam anggota dewan, atau lebih dari dua kali lipat dari kursi sebelumnya.

"Untuk mempromosikan kesetaraan gender, saya yakin kami perlu mengatasi masalah ini dengan kecepatan dan mendapatkan hasil yang kuat untuk memulihkan kepercayaan pada penyelenggara," kata Presiden Olimpiade Tokyo yang baru, Seiko Hashimoto, seperti dilansir Reuters.

Baca juga: Panitia Olimpiade Tokyo rekrut sedikitnya 11 perempuan untuk bergabung

Dengan Olimpiade Tokyo kurang dari lima bulan lagi, penyelenggara harus bergerak cepat untuk mendapatkan kembali kepercayaan publik, kata Hashimoto.

Terkait ini, Ketua Panitia Pelaksana Toshiro Muto mengatakan bahwa anggota baru akan diumumkan setelah persetujuan resmi hari Rabu, tetapi menambahkan bahwa mereka telah mencari atlet dan spesialis kesetaraan gender untuk ambil bagian.

Mori mengundurkan diri sebagai Presiden Olimpiade Tokyo 2020 setelah memicu kehebohan, ketika mantan perdana menteri itu mengatakan bahwa "wanita terlalu banyak bicara" dalam sebuah rapat dewan komite.

Hashimoto mengatakan akan menghubungi Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach, Presiden Paralimpiade Andrew Parsons, Gubernur Tokyo Yuriko Koike dan Menteri Olimpiade Jepang Tamayo Marukawa untuk membahas langkah-langkah melawan pandemi virus corona.

Olimpiade Tokyo akan berlangsung dari 23 Juli-8 Agustus, dan Paralimpiade pada 24 Agustus- September, kedua agenda tersebut diundur satu tahun dari 2020 akibat pandemi corona.

Baca juga: Presiden Tokyo 2020 ingin Olimpiade digelar dengan penonton
Baca juga: 1.000 sukarelawan Olimpiade mundur menyusul kehebohan pemimpin
Baca juga: Hashimoto berjanji kembalikan kepercayaan terhadap Tokyo 2020

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021