Saat ini, Bintang mengatakan pihaknya tengah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menjamin keamanan anak-anak yang akan mengikuti sekolah tatap muka.
"Yang jadi perhatian kita juga bukan hanya dari sisi pendidikan, apalagi sekolah akan tatap muka. Maka ini yang harus kita siapkan," ujar Bintang dalam acara podcast ANTARA di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Mendikbud: Daerah tak ada jaringan internet bisa belajar tatap muka
Dia menekankan anak-anak Indonesia merupakan generasi penerus bangsa yang harus dilindungi, terutama di masa pandemi.
"Pendidikan penting, tapi kesehatan juga penting," kata dia.
Bintang menjelaskan adanya tren klaster COVID-19 keluarga sejak September 2020 membuat Kemen PPPA diberi mandat khusus membuat protokol kesehatan keluarga.
Sebab menurutnya, meski seseorang di dalam rumah bukan berarti dia aman dari penyebaran COVID-19.
Padahal penyebaran virus tersebut di dalam rumah patut diwaspadai. Apalagi jika terdapat anak-anak di dalam rumah itu.
"Maka protokol itu juga harus kita terapkan. Bagaimana keluarga bisa memutus mata rantai COVID-19," ujar dia.
Baca juga: Menteri PPPA: Perempuan kekuatan bangsa hadapi pandemi COVID-19
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa pembelajaran tatap muka bisa dimulai setelah vaksinasi COVID-19 pada guru selesai dilaksanakan.
"Kalau kita bisa menyelesaikan vaksinasi ini sampai dengan akhir bulan Juni, maka tahun ajaran berikutnya, pada Juli, bisa melakukan pembelajaran tatap muka," katanya pada acara peluncuran program vaksinasi guru di SMAN 70 Jakarta, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Esensi dari kebijakan ini, dan kenapa tenaga pendidik itu menjadi salah satu yang prioritas adalah, sudah cukup lama anak-anak kita tidak sekolah tatap muka," katanya.
Ia menekankan bahwa pembelajaran tatap muka di sekolah harus dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan selama penularan COVID-19 belum terkendali.
Mendikbud mengatakan, pemerintah berusaha melakukan tindakan cepat supaya pembelajaran tatap muka bisa dilaksanakan lagi karena pelaksanaan pembelajaran dari jarak jauh dalam jangka panjang bisa mempengaruhi perkembangan anak.
"Kita mengambil tindakan yang cepat dan gesit untuk bisa melaksanakan lagi sekolah tatap muka," katanya.
Baca juga: Hanya 50 persen sekolah di Pekanbaru diizinkan belajar tatap muka
Baca juga: KPPPA-Istiqlal MoU pelindungan perempuan anak berbasis masjid
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021