Guinea pada Rabu (3/3) mendapat sumbangan 200.000 dosis vaksin COVID-19 Sinopharm dari China ketika mencari bantuan dari berbagai sumber untuk menghentikan penyebaran virus corona, kata menteri luar negeri Ibrahima Khalil Kaba kepada Reuters.(Pemberian vaksin) ini tentang memberikan para pekerja medis semua alat yang dibutuhkan untuk mengatasi epidemi ganda yang melanda kami
Negara Afrika Barat berpenduduk sekitar 12 juta orang itu sedang menunggu pengiriman pertama sebanyak 864.000 dosis vaksin dari skema berbagi vaksin global, COVAX, yang memulai pengiriman ke negara-negara berkembang pekan lalu.
Guinea telah melaporkan 16.154 kasus COVID-19 dan 91 kematian akibat infeksi virus corona. Negara itu juga sedang melakukan kampanye vaksinasi Ebola secara paralel setelah wabah terdeteksi bulan lalu.
Baca juga: 176 dari 2.000 petugas kesehatan Guinea-Bissau positif corona
Baca juga: WHO peringatkan Afrika soal wabah Ebola di Kongo, Guinea
"(Pemberian vaksin) ini tentang memberikan para pekerja medis semua alat yang dibutuhkan untuk mengatasi epidemi ganda yang melanda kami," kata Kaba.
Otoritas Guinea juga sedang dalam pembicaraan untuk mendapatkan 400.000 dosis vaksin COVID Rusia, Sputnik V, kata seorang pejabat kementerian kesehatan Guinea bulan lalu.
Sebanyak 60 dosis vaksin Sputnik V buatan Rusia sebelumnya diberikan untuk uji coba.
Dalam uji coba tersebut, Presiden Alpha Conde dan beberapa menteri Guinea termasuk di antara orang-orang yang diinokulasi dengan vaksin Sputnik V.
Sumber: Reuters
Baca juga: CDC AS: Risiko Ebola menyebar ke Amerika sangat rendah
Baca juga: 11.000 dosis vaksin Ebola diharapkan tiba di Guinea akhir pekan ini
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021