• Beranda
  • Berita
  • Airlangga: Pemerintah kaji pembentukan Bullion Bank untuk kelola emas

Airlangga: Pemerintah kaji pembentukan Bullion Bank untuk kelola emas

4 Maret 2021 15:45 WIB
Airlangga: Pemerintah kaji pembentukan Bullion Bank untuk kelola emas
Dokumentasi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (ANTARA/HO-Humas Kemenko Perekonomian/am.)

Manfaat tersebut meliputi penghematan devisa bagi pemerintah, industri mendapatkan sumber pembiayaan proyek, diversifikasi produk bagi bank, serta masyarakat akan mendapatkan return dari simpanannya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan saat ini pemerintah sedang mengkaji pembentukan Bullion Bank dalam rangka mengelola komoditas emas seiring dengan Indonesia yang memiliki tambang emas sangat besar.

“Kita memiliki pertambangan yang besar dan salah satu yang sedang dikaji oleh pemerintah adalah pembentukan Bullion Bank,“ katanya dalam Raker Kementerian Perdagangan 2021 di Jakarta, Kamis.

Airlangga meminta kepada Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi untuk mendalami ekspor dan impor emas mengingat harga komoditas emas tercatat meningkat namun impornya juga sangat tinggi di tengah adanya tambang emas yang besar di Indonesia.

“Ini menunjukkan ada sesuatu yang perlu di dalami terkait ekspor dan impor emas. Nanti Pak Mendag dapat mendalami bagaimana ekspor dan impor ini sebagian dipakai jewelry karena dulu ekspor dan impor terkait dengan PPN dan lainnya,” jelasnya.

Airlangga menyebutkan kinerja ekspor emas dan granule meningkat hingga 5.280 juta dolar AS sehingga ia optimis pembentukan bullion bank dapat memberikan banyak manfaat.

Manfaat tersebut meliputi penghematan devisa bagi pemerintah, industri mendapatkan sumber pembiayaan proyek, diversifikasi produk bagi bank, serta masyarakat akan mendapatkan return dari simpanannya.

Ia melanjutkan, pertambangan Grasberg di Papua merupakan tambang emas terbesar di dunia setelah South Deep Gold Mine di Afrika Selatan dengan cadangan emasnya mencapai 30,2 juta ounces.

“Emas yang dihasilkan dari tambang Grasberg merupakan produk ikutan dari tembaga,” ujarnya.

Selain itu, Indonesia juga merupakan negara produsen emas terbesar ketujuh di dunia dengan produksi 2020 mencapai 130 ton per tahun atau 4,59 juta ounce.

Di sisi lain, aneka tambang atau ANTAM sebagai produsen asal Indonesia hanya tergolong sebagai junior gold miner company dengan produksi pada 2020 sebesar 1,7 ton.

Sementara konsumsi emas Indonesia cenderung masih rendah dengan rincian untuk retail investment 172.800 ounces dan perhiasan 137,600 ounces.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memastikan akan meneruskan kajian mengenai pembentukan bullion bank dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti mengenai efektivitasnya untuk mengontrol pasar emas.

“Terima kasih mudah-mudahan arahan Pak Menko berguna bagi kita semua dan akan kami cam-kan. Saya hitung ada beberapa hal penting untuk bisa kami laksanakan,” tegasnya.

Baca juga: Indonesia timur produksi emas terbaik dunia
Baca juga: Antam catat pertumbuhan produksi dan penjualan positif pada 2020
Baca juga: Emas "rebound" 10,6 dolar, "greenback" dan imbal hasil tergelincir

 

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021