• Beranda
  • Berita
  • Tolak perintah junta, tiga polisi Myanmar cari perlindungan ke India

Tolak perintah junta, tiga polisi Myanmar cari perlindungan ke India

4 Maret 2021 19:11 WIB
Tolak perintah junta, tiga polisi Myanmar cari perlindungan ke India
Sejumlah orang menghadiri proses pemakaman Kyal Sin (19) alias Angel, seorang pengunjuk rasa yang tewas tertembak oleh pihak militer saat berunjuk rasa menentang kudeta militer di Mandalay, Myanmar, Kamis (4/3/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/wsj.
Tiga polisi Myanmar menyeberang ke Negara Bagian Mizoram di timur laut India untuk mencari perlindungan di sana, daripada menjalankan perintah yang diberikan oleh junta militer, kata seorang pejabat polisi India pada Kamis.

Ketiga pria itu melintasi perbatasan dekat Kota Vanlaiphai Utara pada Rabu sore (3/3) dan pihak berwenang setempat sedang memeriksa kesehatan mereka dan membuat pengaturan untuk mereka, kata pengawas polisi di Distrik Serchhip, Mizoram.

"Apa yang mereka katakan adalah mereka mendapat instruksi dari penguasa militer yang tidak dapat mereka patuhi, sehingga mereka melarikan diri," kata Inspektur Stephen Lalrinawma kepada Reuters.

"Mereka mengungsi karena pemerintahan militer di Myanmar," kata Lalrinawma.

Baca juga: Junta militer berupaya copot dubes Myanmar untuk PBB

Baca juga: AS desak Myanmar bebaskan wartawan yang ditangkap saat meliput


India berbagi perbatasan darat sepanjang 1.643 kilometer dengan Myanmar, di mana lebih dari 50 orang telah tewas selama protes terhadap kudeta militer pada 1 Februari 2021.

Junta menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis, dan menahan pemimpinnya, Aung San Suu Kyi, setelah mempermasalahkan kemenangan telak partainya dalam pemilu November tahun lalu.

India sudah menjadi rumah bagi ribuan pengungsi dari Myanmar, termasuk orang-orang etnis Chin dan Rohingya, yang melarikan diri dari negara Asia Tenggara itu selama peristiwa kekerasan sebelumnya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Filipina desak Myanmar bebaskan Suu Kyi

Baca juga: ASEAN serukan solusi damai untuk penyelesaian krisis Myanmar

​​​​​​

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2021