• Beranda
  • Berita
  • Dolar menguat tajam, terdongkrak prospek ekonomi dan obligasi AS

Dolar menguat tajam, terdongkrak prospek ekonomi dan obligasi AS

6 Maret 2021 08:00 WIB
Dolar menguat tajam, terdongkrak prospek ekonomi dan obligasi AS
Ilustrasi: Karyawan menghitung uang dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran valuta asing, Jakarta. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/rwa.

Dolar AS naik tajam setelah komentar Powell (karena) banyak orang di pasar yang saya rasa sedang mencari retorika yang lebih kuat dari The Fed untuk menghentikan reli lebih lanjut dalam imbal hasil

Dolar AS melonjak pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah data menunjukkan pertumbuhan pekerjaan mengalahkan ekspektasi pada Februari, mendukung pandangan pejabat Federal Reserve (Fed) yang mengatakan bahwa kenaikan imbal hasil obligasi AS baru-baru ini dibenarkan oleh prospek ekonomi yang membaik.

Perbaikan lapangan pekerjaan terjadi di tengah jatuhnya kasus baru COVID-19, mempercepat tingkat vaksinasi dan uang bantuan pandemi tambahan dari pemerintah, menempatkan pemulihan pasar tenaga kerja kembali pada pijakan yang lebih kuat dan pada jalur untuk kenaikan lebih lanjut di bulan-bulan mendatang.

Data penggajian (payrolls) non-pertanian melonjak 379.000 pekerjaan bulan lalu, setelah naik 166.000 pada Januari. Pada Desember, data penggajian turun untuk pertama kalinya dalam delapan bulan. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan data payrolls Februari meningkat 182.000 pekerjaan.

Baca juga: Harga emas kian terpuruk, berada di bawah 1.700 dolar AS

"Ini adalah laporan penggajian non-pertanian yang cukup mengesankan," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York. "Ada momentum di pasar tenaga kerja dan apa yang dilakukannya adalah memberikan saya perkiraan lebih banyak optimisme bahwa gambaran pertumbuhan terlihat lebih baik."

Peluncuran vaksin COVID-19 dan stimulus fiskal AS yang akan datang telah meningkatkan kepercayaan dalam pemulihan ekonomi, menambah pemicu untuk ekspektasi inflasi yang lebih tinggi.

“Saat ekonomi dibuka kembali, kami mulai melihat dukungan-dukungan yang signifikan pada kisah reflasi. NFP (nonfarm payrolls) yang kuat ini mendukung cerita, yang menekan The Fed untuk mempercepat jadwal kenaikan suku bunga,” kata Direktur Pelaksana Pendapatan Tetap Piper Sandler Financial Strategies, Justin Hoogendoorn, di Chicago.

Baca juga: Minyak melonjak capai level tertinggi, setelah OPEC+ tahan pasokan

Indeks dolar melonjak setinggi 92,201, tertinggi sejak 25 November, sebelum terkoreksi kembali ke 91,965, masih naik 0,36 persen pada Jumat (5/3/2021). Euro jatuh ke level 1,1892 dolar AS, terendah sejak 26 November, sebelum memantul kembali ke 1,1915 dolar AS, turun 0,49 persen..

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan mencapai tertinggi satu tahun di 1,625 persen, dan terakhir di 1,551 persen.

Data pekerjaan muncul setelah Ketua Fed Jerome Powell pada Kamis (4/3/2021) mengecewakan investor yang mengharapkan dia untuk mengungkapkan kekhawatiran tentang kenaikan imbal hasil obligasi.

Baca juga: Rupiah akhir pekan terkoreksi cukup dalam, dibayangi yield obligasi AS

Powell tetap pada pendiriannya untuk mempertahankan suku bunga rendah sampai ekonomi pulih, menambahkan bahwa aksi jual di obligasi AS tidak "tidak teratur".

"Dolar AS naik tajam setelah komentar Powell (karena) banyak orang di pasar yang saya rasa sedang mencari retorika yang lebih kuat dari The Fed untuk menghentikan reli lebih lanjut dalam imbal hasil," kata Kepala Penjualan Valas Mizuho Bank, Neil Jones.

Presiden Federal Reserve St Louis, James Bullard mengatakan pada Jumat (5/3/2021) bahwa kenaikan imbal hasil mencerminkan meningkatnya ekspektasi untuk ekonomi.

Baca juga: IHSG akhir pekan ditutup di zona merah, tertekan ekspektasi ekonomi AS

Franc Swiss dan yen Jepang terus melemah terhadap greenback pada Jumat (5/3/2021) di tengah ekspektasi bahwa pertumbuhan global akan tertinggal dari Amerika Serikat.

Franc Swiss jatuh ke level terendah tujuh bulan di 0,9318 franc per dolar, sebelum mengupas kerugian menjadi 0,9306 franc per dolar.

Yen jatuh ke level terendah sembilan bulan di 108,63 yen per dolar, sebelum memantul kembali ke 108,33 yen.

Baca juga: Saham Spanyol berakhir di zona merah, Indeks IBEX 35 turun 0,80 persen

Baca juga: Saham Inggris berakhir negatif, Indeks FTSE 100 tergerus 0,31 persen


Mata uang berisiko termasuk dolar Australia juga melemah terhadap greenback. Aussie terakhir turun 0,46 persen menjadi 0,7683 dolar AS. Dolar Australia telah turun dari level tertinggi tiga tahun di 0,8007 dolar AS minggu lalu.

Sterling sempat jatuh di bawah 1,38 dolar AS ke level terendah tiga minggu. Terakhir turun 0,42 persen pada 1,3838 dolar AS.

Di pasar mata uang kripto, bitcoin terangkat 1,83 persen menjadi 48.893 dolar AS. Saingannya, ethereum turun 0,84 persen menjadi 1.525 dolar AS.

Baca juga: Saham Jerman rugi lagi, Indeks DAX 30 terpangkas 0,97 persen

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021