Mengutip dari Reuters, Minggu, menurut CEO perusahaan, hal ini dikarenakan maskapai "budget" itu berusaha untuk melakukan diversifikasi di tengah pandemi virus corona (COVID-19).
Sebagai bagian dari upaya diversifikasi grup, mereka juga bertujuan untuk meluncurkan layanan ride-hailing bulan depan karena COVID-19 terus melanda perjalanan udara.
"Taksi udara akan memiliki seorang pilot dan empat kursi. Saat ini, tim kami sedang mengerjakan layanan yang akan datang ini oleh AirAsia," kata Chief Executive Tony Fernandes di Youth Economic Forum 2021, kantor berita negara Bernama melaporkan.
Baca juga: Berapa daya jelajah taksi terbang Hyundai-Uber?
Baca juga: PAL-V mobil terbang pertama bersertifikat EASA
Layanan tersebut akan mulai beroperasi dalam waktu sekitar 18 bulan, kata Fernandes.
Dia juga mengumumkan bahwa unit logistik maskapai Teleport, yang saat ini sedang menguji layanan pengiriman drone perkotaan dengan perusahaan yang didukung pemerintah Pusat Inovasi dan Kreativitas Global Malaysia (Malaysian Global Innovation and Creativity Centre / MaGIC), akan melakukan pengiriman komersial pertamanya pada akhir tahun ini.
“Ide itu muncul tiga minggu lalu dan sekarang jadi kenyataan,” tulisnya di Instagram.
Fernandes mengatakan grup perusahaan sedang memulihkan diri dari dampak pandemi dan telah menggunakan kesempatan itu untuk mempercepat transformasi digitalnya, dikutip dari Bernama.
Maskapai yang kesulitan, yang melaporkan kerugian kuartalan kelima berturut-turut pada November, telah berusaha untuk mengumpulkan 2,5 miliar ringgit (613,95 juta dolar AS) dari pinjaman dan investor.
Bulan lalu, ia mengatakan 33 persen sahamnya di unit Jepang, yang berhenti beroperasi Oktober lalu, telah memulai proses kebangkrutan.
Baca juga: Taksi terbang Volocopter dapat suntikan dana 200 juta euro
Baca juga: Soal taksi terbang, Pengamat: Idenya bagus sekali, tak ada saingan
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021