Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur melaporkan bahwa kasus demam berdarah dengue (DBD) di kabupaten itu sejak Januari hingga pertengahan Maret 2021 mengalami penurunan kasus dari sebelumnya di tahun 2020 mencapai 1.600-an kasus kini menjadi 54 kasus.tahun ini tidak ada lagi kejadian luar biasa
"Tahun lalu kasus DBD di Sikka memang memang menjadi masalah nasional, karena jumlah kasusnya mencapai 1.600an kasus. Tahun ini jumlahnya hanya mencapai 54 kasus. Ini dihitung dari Januari hingga awal Maret 2021," kata Bupati Sikka Robby Idong kepada ANTARA saat dihubungi dari Kupang, Senin.
Ia mengatakan, selain jumlah kasus DBD yang mengalami penurunan, jumlah kematian akibat DBD juga tidak ada pada periode Januari hingga awal Maret 2021, sementara di tahun 2020 di periode yang sama jumlah yang meninggal akibat DBD mencapai 15 kasus.
Baca juga: Kota Kupang siapkan 1,4 ton abate cegah DBD
Menurut dia kasus DBD tahun 2020 lalu menjadi pembelajaran bagi pemerintah daerah dan juga masyarakat sekitar sehingga masyarakatpun mulai sadar bagaimana menjaga kebersihan lingkungan sehingga tidak menjadi tempat jentik nyamuk.
Saat ini ujar dia, penurunan angka kasus DBD ini juga dikarenakan pencegahan penyebaran sudah dimulai dilakukan di tingkat RT/RW dan ada petugas kesehatan yang bertugas di tingkat RT/RW sehingga jika ada yang sakit akibat DBD langsung ditangani cepat.
"Jadi sekarang tidak seperti tahun lalu lagi, saat ini petugas kesehatan kerja cepat, sehingga pasien DBD hanya sampai di puskesmas saja, tidak sampai dirawat di RS," tambah dia.
Baca juga: Delapan meninggal, warga Kota Kupang diminta waspadai DBD
Saat ini juga ujar dia, sudah ada petugas kesehatan pegawas jentik di rumah-rumah, dengan tujuan agar Kabupaten Sikka bebas 100 persen dari jentik nyamuk yang tahun lalu menjadi penyebab angka kasus DBD meningkat.
Menurut dia, satu tenaga kesehatan mempunyai tugas mengawasi 40 rumah untuk memastikan rumah-rumah itu bebas dari jentik nyamuk.
Para petugas kesehatan yang melakukan pengawasan terhadap jentik nyamuk ini juga ujar dia diberikan honor tambahan di luar dari honor sebagai petugas kesehatan di puskemas.
"Kita akan pertahanan hal ini, dan bersyukur tahun ini tidak ada lagi kejadian luar biasa (KLB) untuk DBD ini. Masyarakat juga mulai sadar pentingnya menjaga kebersihan," tambah dia.
Baca juga: 55 warga NTT meninggal dunia akibat DBD
Baca juga: Viktor Laiskodat ingatkan jajarannya serius tangani DBD
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021