• Beranda
  • Berita
  • Doni: Tantangan terbesar penanganan COVID-19 adalah angka kematian

Doni: Tantangan terbesar penanganan COVID-19 adalah angka kematian

9 Maret 2021 15:12 WIB
Doni: Tantangan terbesar penanganan COVID-19 adalah angka kematian
Dokumentasi - Petugas memakamkan jenazah korban COVID-19, di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Lahan pemakaman untuk jenazah COVID-19 di TPU Pondok Ranggon tersisa 1.100 liang lahat dan diprediksi akan habis kurang dari dua bulan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pras.

Tetapi kalau kumulatif angkanya secara total per tahun peringkat pertamanya adalah Jawa Timur

Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan tantangan terbesar penanganan virus corona saat ini adalah mengenai angka kematian akibat paparan virus tersebut.

Doni di Jakarta Selasa mengungkap angka kematian di Indonesia tidak setinggi negara-negara lainnya, namun jika dilihat secara keseluruhan, angka kematian masih di atas standar global, yakni sebesar 0,48 persen.

Baca juga: Pelibatan TNI-Polri jadi pelacak COVID-19 karena latar belakang nakes

"Padahal pada saat kasus pertama, angka kematian kita mencapai sekitar sembilan persen, sangat tinggi sekali," ujar Doni dalam gelar wicara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penaggulangan Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Graha BNPB Jakarta.

Doni menjelaskan, Presiden RI Joko Widodo saat ini memerintahkan untuk mengurangi angka kematian di samping menurunnya kasus aktif dan bertambahnya pasien sembuh.

Baca juga: KLHK lakukan pendekatan bentang alam untuk kekeringan Blora-Kupang

Dia melihat sejumlah provinsi menjadi penyumbang angka kematian tertinggi di Indonesia di ataranya Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan DKI Jakarta.

"Tetapi kalau kumulatif angkanya secara total per tahun peringkat pertamanya adalah Jawa Timur," ungkap dia.

Baca juga: LIPI kembangkan teknologi mitigasi bencana berbasis riset fundamental

Dari sana, dapat dipelajari penyakit tersebut menimbulkan kematian bagi mereka yang punya komorbid terutama penyakit ginjal, jantung, diabetes, hipertensi dan beberapa penyakit lainnya.

"Kalau kita bisa pahami bahwa setiap orang tahu tentang risiko yang dihadapi, maka kita akan bisa lebih banyak melindungi mereka yang kelompok rentan," ujar dia.

Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada hari keempat mengusung evaluasi satu tahun penanganan COVID-19 yang dilaksanakan di Graha BNPB Jakarta.

Pada sesi satu hadir sebagai pemberi arahan kebijakan yakni Menko Perekonomian, Wakil Menteri Kesehatan, Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi, Menteri Sosial, Kepala BNPB dan perwakilan BPOM.

Selanjutnya sesi kedua akan diisi Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, perwakilan Gubernur Papua Barat, Sekda Provinsi Jawa Timur, Wakapolri, CEO Bio Farma, Ketua Umum IDI, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19, Koordinator RS Darurat COVID-19.

Kegiatan tersebut dihadiri peserta secara langsung maupun melalui media daring dari pemerintah daerah seluruh Indonesian, BPBD seluruh Indonesia, relawan, akademisi, media massa, dan unsur komponen kementerian/lembaga serta TNI-Polri.
 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021