Industri ini masih dihadapkan pada tantangan pemenuhan bahan baku, karena sampai saat ini hanya 22 persen bahan baku susu yang dipasok dari dalam negeri
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi investasi industri pengolahan susu senilai Rp3,8 triliun yakni PT Frisian Flag Indonesia di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
“Industri ini masih dihadapkan pada tantangan pemenuhan bahan baku, karena sampai saat ini hanya 22 persen bahan baku susu yang dipasok dari dalam negeri,” kata Menperin Agus Gumiwang pada peletakan batu pertama pabrik baru PT Frisian Flag Indonesia di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa.
Industri pengolahan susu merupakan salah satu sektor manufaktur pangan yang mendapat prioritas pengembangan. Hal ini berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035.
“Kami sangat mengapresiasi keteguhan PT Frisian Flag Indonesia untuk terus mengembangkan dan memperkuat kemitraan dengan koperasi dan peternak sapi perah yang sudah dijalin selama bertahun-tahun,” paparnya.Baca juga: Kemenperin: Perpres untuk tingkatkan kualitas bahan baku susu
Upaya yang dijalankan oleh PT Frisian Flag Indonesia di antaranya bantuan Milk Collection Point (MCP) koperasi susu, peningkatan kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui Akademi Peternak Muda dan Farmer2Farmer, serta pembangunan dairy village (desa susu).
“Diharapkan kontribusi berkelanjutan PT Frisian Flag Indonesia terhadap sektor peternakan sapi perah rakyat dapat bantu mendorong kuantitas dan kualitas susu segar di dalam negeri, sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor bahan baku,” tutur Menperin.
Upaya ini sejalan dengan program Kemenperin mewujudkan substitusi impor 35 persen pada tahun 2022.
Perusahaan itu tahap awal (tahun 2020-2023) investasi sebesar Rp3,8 triliun untuk produk susu cair dan susu/krimer kental manis.
Pabrik baru PT Frisian Flag Indonesia seluas 25 hektare tersebut berkapasitas 244 juta liter per tahun untuk susu cair serta 476 ribu ton per tahun untuk produk krimer kental manis. Produknya ditargetkan 90 persen ke pasar dalam negeri dan 10 persen pasar ekspor. Penyerapan tenaga kerja akan mencapai 848 orang.Baca juga: Kemenperin usulkan insentif untuk industri pengolahan susu
Saat ini, tingkat konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia masih sekitar 16,9 kg per kapita per tahun setara susu segar, yang jumlahnya perlu ditingkatkan untuk kompetitif di tingkat regional.
“Kami yakin peluang pasar dan tingkat konsumsi produk susu olahan akan terus tumbuh tinggi ke depannya,” ujar Menperin Agus.
Optimisme tersebut seiring dengan terus meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat dan bertumbuhnya kelas menengah, bertransformasinya gaya hidup masyarakat menjadi lebih sehat, serta peningkatan permintaan produk bernutrisi tinggi selama pandemi COVID-19.
“Selain itu juga semakin meningkatnya share populasi masyarakat berusia muda terutama Generasi Z yang bersifat aktif, dinamis, dan memiliki mobilitas tinggi khususnya di kawasan urban, yang diperkirakan akan mendongkrak permintaan terhadap produk minuman susu yang praktis dan siap dikonsumsi,” imbuhnya.
Baca juga: Produsen Susu Bendera akan tambah investasi Rp4 triliun mulai 2021
Presiden Direktur PT Frisian Flag Indonesia Maurits Klavert menjelaskan pabrik baru akan mencakup fasilitas produksi atau pengolahan produk susu cair siap minum dan susu kental manis, sentra logistik dan distribusi serta perkantoran dengan menggunakan teknologi modern dan ramah lingkungan.
Seiring investasi tersebut, perusahaan akan meningkatkan pula penyerapan susu segar dalam negeri yang dipasok oleh belasan ribu peternak sapi perah rakyat di Tanah air.
“Kami juga akan meningkatkan kerja sama dengan para mitra bisnis kami di Indonesia baik pemasok maupun ratusan mitra distributor kami yang tersebar di seluruh penjuru tanah air,” tuturnya.
Baca juga: Bermitra dengan peternak susu, Kemenperin usulkan BMTDP untuk industri
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021