Pesan itu disampaikannya tepat di hari perayaan Musik Nasional 2021 yang jatuh pada hari ini Selasa (9/3).
"Musisi itu tidak boleh berhenti berkreasi, seharusnya di masa ini kita jadikan pandemi ini tantangan. Kita juga harus bisa fitting to digitalisasi untuk bertahan di masa sulit ini," kata Amin saat dihubungi ANTARA, Selasa.
Baca juga: Dirancang, 2 kebijakan besar bidang musik
Baca juga: Nadin Amizah berharap musik dapat persatukan bangsa
Lebih lanjut, Amin mencontohkan bentuk dukungan bagi para musisi yang sudah dilakukan oleh Kemenparekraf adalah program "Ngamen Dari Rumah" bagi para musisi jalanan.
Program itu mengedepankan pemanfaatan teknologi dan digitalisasi dengan membantu musisi- musisi jalanan untuk mendapatkan stimulus atau pun bantuan dana pada saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia di 2020.
"Direktorat Seni Musik, Pertunjukan dan Penerbitan bekerjasama dengan Ikatan Musisi Jalanan juga GO-PAY saat itu untuk memberi stimulus bagi para musisi jalanan. Mereka yang daftar kita minta untuk mengunggah video mereka bermain musik dan itu kita kurasi. Karya- karya yang terpilih itu kita beri stimulus," ujar Amin.
Penerapan digitalisasi pun dinilai menguntungkan di tengah pandemi COVID-19 karena pelaksanaannya mengikuti pedoman protokol kesehatan seperti mengurangi mobilitas, menghindari kerumunan, dan physical distancing.
Ia menyadari memang untuk pemanfaatan digitalisasi belum sepenuhnya dapat menyelesaikan masalah untuk memulihkan industri musik, namun dengan adanya gerakan seperti "Ngamen dari Jalanan" masyarakat dapat melihat bahwa musisi Indonesia tak terbatas berkarya lewat platform manapun.
"Program ini juga mengirimkan pesan kepada masyarakat bahwa digitalisasi di depan mata. Ini yang bisa dikembangkan untuk masa depan industri musik," ujarnya.
Baca juga: Iwan Fals rilis piringan hitam "Mata Dewa" rayakan Hari Musik Nasional
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021